Wisata Tempat Monumen Nani Wartabone
Monumen Nani Wartabone |
Monumen Nani Wartabone dibangun
sekitar tahun 1987 pada masa pemerintahan Drs. A. Nadjamudin, Walikotamadya
Gorontalo. Monumen ini terletak di Lapangan Teruna Remaja, Kelurahan Biawu,
Kecamatan Kota Selalatan, Kota Gorontalo, tepat di depan rumah Dinas Gubernur
Provinsi Gorontalo saat ini .
Nani Wartabone adalah
putra asli Daerah Gorontalo yang telah banyak mengabdikan diri sebagai
pejuang bangsa dan negara, khususnya dalam gerakan patriotisme melawan
penjajahan Belanda. Gerakan patriotisme Rakyat Gorontalo di bawah pimpinan
Nani Wartabone, dengan menggunakan taktik dan strategi perjuangan mampu
mengusir bangsa penjajah, Belanda, dari Bumi Kerawang, Gorontalo. Perjuangan
rakyat Gorontalo yang patriotik mencapai klimasnya pada tanggal 23 Januari
1942, menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang mampu memproklamasikan
kemerdekaan RI dari Bumi Gorontalo, lepas dari cengkeraman penjajahan Belanda.
Jiwa patriotisme
yang tumbuh dan terpelihara sejak abad ke-17, berpuncak pada patriotisme
23 Januari 1942, merupakan batu-batu kerikil yang dipersembahkan rakyat
Gorontalo dalam batas-batas kemampuannya dalam pembangunan Republik Indonesia
yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945.
Monumen Nani Wartabone |
Monemen Nani Wartabone dibangun untuk mengingatkan kepada masyarakat
Gorontalo akan peristiwa bersejarah 23 Januari 1942, dan diharapkan agar
bibit buah hasil perjuangan itu akan tumbuh pada jiwa generasi
sesudahnya untuk membangun Indonesia tercinta ini dalam mengisi
kemerdekaan.
Nani Wartabone |
Beliau lahir pada tanggal 30 April 1907 dan wafat tanggal 3 Januari 1996. Ayah beliau bernama Zakaria Wartabone, seorang Jogugu (semacam Camat) pada zaman Pemerintahan Belanda. Ibu beliau bernama Saerah Mooduto.
Pada Jumat, 07 November 2003
pukul 10.00 WIB Alm Haji Nani Wartabone dianugerahi gelar sebagai Pahlawan
Nasional oleh Presiden RI Megawati Sukarnoputir bertempat di Istana Negara
ditandai dengan pembacaan Surat Keppres RI Nomor 085/TK/2003, tanggal 6
November 2003.
Beliau pernah memimpin Pemerintahan
Sipil
di Gorontalo pasca-Hindia Belanda yang berumur 144 hari, dengan penduduk
berjumlah 300 ribu orang. Wilayanya mencakup wilayah timur, Molibagu dan
Kaidipang (sekarang wilayah Bolmong), dan wilayah barat, Buol
dan Tolitoli (Sulteng).
Administrasi Pemrintahan
Gorontalo dijalankan tanpa melakukan perubahan berarti dari struktur pemerintahan
era Hindia Belanda. Apalagi dari segi personalia, hampir tidak ada kendala
karena sebagaian besar pamong praja di tingkat bawah yang dipegang oleh
pribumi yang loyal terhadap perjuangan tetap menjalankan fungsinya.
Wisata Tempat Pentadio Resort
Objek wisata ini diresmikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Drs. Jusuf Kalla pada tanggal 25 Februari 2004. Objek wisata yang dibangun dengan biaya Rp 15 miliar dengan dana APB Kabupaten Gorontalo merupakan objek wisata yang bertaraf internasional, dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, serta dikelola secara profesional. Objek wisata ini terletak di Desa Pentadio, Kecamatan Telagabiru, Kabupaten Gorontalo. Lokasinya sangat menarik dan strategis karena terletak di kawasan Danau Limboto. Fasilitas yang ada di Pentadio Resort ini, antara lain, restauran, toko suvernir, kolam renang, pondokan, sauna, air mancar, lokasi pemancingan, dan bak air panas.
Di lokasi ini juga terdapat sumber air panas yang mengalir ke Danau Limboto. Di lokasi tersebut para pengunjung dapat menyaksikan semburan mata air yang cukup panas sehingga dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Mereka dapat menikmati siraman air dari sumber mata air yang cukup hangat yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit.
Obyek
Wisata pantai yang terdapat sebuah batu berbentuk tapak kaki terletak
di Pantai Lahilote Kelurahan Pohe Kecamatan Kota Selatan, kurang lebih 6
km dari pusat Kota Gorontalo.
Botu berarti batu, Liyodu berarti tapak kaki, jadi Botu Liyodu adalah batu berbentuk tapak kaki. Konon menurut legenda, batu ini adalah tapak kaki dari seorang pemuda bernama Lahilote, karena kasmaran dengan seorang bidadari dari kayangan yang bernama Boyilode Hulawa, sampai nekad mencuri sayap berbentuk selendang dari sang putri, namun dalam perjalanan rumah tangganya Lahilote ditinggalkan sang putri kembali ke kayangan.
Botu berarti batu, Liyodu berarti tapak kaki, jadi Botu Liyodu adalah batu berbentuk tapak kaki. Konon menurut legenda, batu ini adalah tapak kaki dari seorang pemuda bernama Lahilote, karena kasmaran dengan seorang bidadari dari kayangan yang bernama Boyilode Hulawa, sampai nekad mencuri sayap berbentuk selendang dari sang putri, namun dalam perjalanan rumah tangganya Lahilote ditinggalkan sang putri kembali ke kayangan.
Untuk kedua kalinya Lahilote nekad menyusul Putri Boyilode Hulawa ke kayangan dengan bantuan lentikan ujung rotan sakti yang disebut Hutiya Mala. Pertemuan dengan istrinya unik, dan membinggungkan karena ketujuh bidadari yang memiliki persamaan wajah mengaku seluruhnya bernama Boyilode Hulawa, sehingga sukar baginya menentukan siapa Boyilode Hulawa yang asli.
Tangga 2000 |
Berkat bantuan seekor kunang – kunang yang hinggap pada sanggul istrinya, lahilote menemukan sang putri sesuai dengan undang – undang kayangan , bahwa siapa saja yang menjadi tua dan rambutnya beruban, ia harus dikembalikan ke dunia , karena kayangan bukan tempat dari manusia yang memilikiproses ketuaan.
Sang putri melepaskan suaminya lahilote dengan menurunkanya melalui rambut uban yang dirajut menjadi tali. Namun antara bumi dan langit tali uban itu putus, dan lahilote dengan derasnya jatuh kebumi dalam keadaan berdiri. Kaki kanannya jatuh di pantai Pohe Kota Gorontalo dan kirinyajatuh pantai Kwandang di Kabupaten Gorontalo.
Lagenda lahilote ini sampai sekarang masih dituturkan oleh masyarakat sebagai cerita rakyat bagi generasi selanjutnya. Pantai lahilote tetap menjadi obyek wisata bagi masyarakat Daerah Gorontalo dan wisatawan dari manca negara.
Pantai Lahilote ini mempunyai garis pantai melengkung membentuk busur
panah dengan pasir putih yang membentang.
Suasana pantai ini
begitu eksotik dengan keindahan pantainya yang telah di tata rapi.
Penataan sekitar Pantai Lahilote oleh Pemerintah Kota Gorontalo yang
dikerjakan sekitar tahun 2000 bertujuan menahan abrasi pantai akibat
pasang surut air laut pantai lahilote.
Lokasi ini kemudian di kenal dengan nama Tangga 2000. Sekilas orang membayangkan jika mendengar nama tangga 2000 bahwa tangga di lokasi ini berjumlah 2000. Wisata pantai lahilote sangat cocok buat liburan akhir pekan bersama keluarga. Di pantai ini wisatawan juga dapat menikmati hamparan pasir putih yang cukup cocok untuk aktivitas bermain pasir, voli pantai, atau berjalan kaki menyusuri tepian pantai.
Apabila berkunjung pada sore hari, jangan lupa untuk menyempatkan diri menyaksikan matahari terbenam (sunset) di pantai ini. Sebab, panorama sunset Pantai Lahilote termasuk salah satu sunset terindah di Gorontalo.
Pemandian Air Panas LombongoTangga 2000 |
Lokasi ini kemudian di kenal dengan nama Tangga 2000. Sekilas orang membayangkan jika mendengar nama tangga 2000 bahwa tangga di lokasi ini berjumlah 2000. Wisata pantai lahilote sangat cocok buat liburan akhir pekan bersama keluarga. Di pantai ini wisatawan juga dapat menikmati hamparan pasir putih yang cukup cocok untuk aktivitas bermain pasir, voli pantai, atau berjalan kaki menyusuri tepian pantai.
Apabila berkunjung pada sore hari, jangan lupa untuk menyempatkan diri menyaksikan matahari terbenam (sunset) di pantai ini. Sebab, panorama sunset Pantai Lahilote termasuk salah satu sunset terindah di Gorontalo.
Pemandian Lombongo |
Pemandian Air Panas Lombogo memiliki keunikan yang sangat menakjubkan. Air yang keluar dari mata air di sela-sela bebatuan itu dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Bahkan, air tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Di samping itu, pengunjung dapat menikmati kehangatan air kolam renang sambil menyaksikan berbagai atraksi kesenian yang sering dipentaskan di tempat ini.
Pemandian Air Panas Lombongo terletak di Desa Lombongo, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Obyek wisata ini terletak sekitar 17 km dari pusat Kota Gorontalo. Perjalanan dari Kota Gorontalo menuju lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan mobil sewaan maupun ojek. Harga tiket masuk ke lokasi pemandian ini relatif murah, yaitu Rp.2.000/orang (Maret 2008).
Di lokasi ini para pengunjung dapat menikmati perbagai
atraksi kesenian yang sering dilaksanakan di tempat ini. Di samping itu,
mereka dapat menikmati hangat air di tempat pemandian (kolam renang)
Lombongo yang juga sangat bermanfat untuk menyembuhkan penyakit kulit.
Tempat ini juga menarik untuk relaks dan melepaskan segala bentuk
kelelahan saat sibuk bekerja.Kolam renang yang berisi air hangat ini
berukuran 500 m2 dengan kedalaman 1 hingga 2 meter.
Di sekitar pemandian ini terdapat aliran sungai serta berbagai jenis
pepohonan yang menyejukkan dan menyegarkan, sehingga tempat ini sangat
cocok untuk menghilangkan kepenatan setelah sibuk bekerja.
Pengunjung yang
tidak sempat membawa bekal makanan tidak perlu khawatir. Di sekitar
lokasi tersedia warung-warung yang menjual makanan dan aneka camilan.
Berselancar di google akhirnya ketemu web/blog ini, saya kira Jual Busur Panah?
BalasHapusTrims sdh bisa bersilaturrahim