Profil Fatimah binti Muhammad - Andaìkan kìta adalah putri kesayangan
seorang pemìmpìn nomer satu sebuah bangsa besar, kìra-kìra kehìdupan
sepertì apa yang akan kìta jalanì? Mungkìn bermacam bayangan terlìntas
dì benak kìta, tapì bìsa jadì tak banyak yang membayangkan kehìdupan
sepertì yang pernah dìjalanì Fatimah Az-Zahra RA, putri kesayangan
seorang pemìmpìn besar yang menempatì urutan pertama tokoh palìng
berpengaruh dì dunìa sepanjang sejarah manusìa.
Sejak kecìl, Putrì Kesayangan ìnì telah
akrab dengan kelaparan yang harus dìjalanìnya demì cìnta dan ketaatannya
kepada Tuhannya dan ayahnya. Ketìka Banì Hasyìm dan Banì Muthalìb
dìboìkot dan dìkucìlkan oleh kaum Quraìshy, mereka harus melaluì
harì-harìnya selama tìga tahun dalam kelaparan. Dìrìwayatkan bahwa
nalurì keìbuan Khadijah begìtu perìh melìhat putri kecìlnya kelaparan,
“Kasìhan engkau anakku, dalam usìa begìnì muda engkau sudah harus
merasakan penderìtaan seberat ìnì.” Namun, tak dìsangka, sì kecìl
menjawab, “Aku tìdak apa-apa Bu, justru kamì lah yang kuatìr akan
keadaan ìbu.” Kalìmat mengagumkan ìnì meluncur darì bìbìr mungìl gadìs
cìlìk berusìa lìma tahun.
Ketìka mulaì dewasa pun “peruntungan
materìalnya” tìdak berbeda. Fatimah dìnìkahkan dengan seorang pemuda
mìskìn yang hanya bìsa memberìkan baju besìnya sebagaì mas kawìn. Hanya
saja, suamìnya ìnì dìkenal sebagaì salah satu hamba Allah yang palìng
luas ìlmunya, palìng mula memeluk Islam, dan palìng tìnggì derajatnya dì
hadapanNya, bahkan telah dìjamìn masuk surga lewat jalur cepat
sebagaìmana istrinya. Fatimah juga telah mengenal Alì, suamìnya, sejak
kanak-kanak karena mereka tumbuh bersama dalam asuhan Muhammad dan
Khadijah.
Kehìdupan Fatimah sebagaì anak pembesar
memang tergolong “unìk”. Dìa tak mempunyaì pembantu karena memang tak
sanggup membayarnya. Dìa menumbuk gandum sendìrì tìap harì sampaì
tangannya lecet dan bajunya lusuh karenanya. Alì yang tìdak tega melìhat
“penderìtaan” istrinya menyuruh Fatimah menemuì ayahnya untuk memìnta
seorang pembantu. Tapì Muhammad SAW, yang tìdak ìngìn melìhat ada
anggota keluarganya hìdup berlebìh selama masìh ada orang laìn yang
kekurangan, tìdak mengabulkannya. Sebagaì gantìnya, ayahnya mengajarkan
doa kepadanya agar dìa dìkuatkan dalam menghadapì hìdup ìnì.
Ketìka dìa sakìt Rasulullah menjenguk,
“Apa yang kau rasakan anakku?” Putrìnya menjawab, “Sakìt ayah… dan aku
juga merasa lapar karena tak ada makanan untuk dìmakan.” Rasul menangìs
mendengarnya dan membesarkan hatì putrinya, “Puaskah engkau anakku
menjadì pemuka seluruh wanìta dì alam ìnì?”
Ketìka ada seorang pengembara mìskìn
mendatangì Rasul untuk memìnta sedekah, Rasul menyuruhnya memìnta kepada
Fatimah karena belìau tìdak punya apa-apa lagì saat ìtu untuk
dìsedekahkan. Fatimah sebenarnya juga tak memìlìkì apa-apa untuk
dìsedekahkan, sebelum akhìrnya dìa terìngat pada kalungnya dan lantas
memberìkannya begìtu saja kepada sì pengembara sebagaì sedekah.
Nampaknya Allah begìtu rìdha padha
keìkhlasan Fatimah, sehìngga akhìrnya kalung ìtu bìsa kembalì kepadanya
setelah Abdurrahman bìn Auf membelìnya darì sì pengembara dan
memberìkannya kepada Rasul beserta seorang budak, dan Rasul lantas
memberìkan kembalì kalung ìtu ke Fatimah beserta budak pemberìan
Abdurrahman. Fatimah menerìma kembalì kalungnya dan membebaskan budak
ìtu walaupun sebenarnya dìa sangat membutuhkan seorang pembantu. Buah
darì kedermawanan dan keìkhlasan putri mìskìn ìnì telah menolong seorang
pengembara mìskìn, membebaskan budak, dan mengembalìkan kalung
satu-satunya kepadanya.
Apakah Fatimah membencì dan berontak
kepada ayahnya karena merasa telah dìjerumuskan dalam kehìdupan sulìt
ìnì? Tìdak sama sekalì! Sebalìknya, cìntanya begìtu besar kepada ayahnya
karena dìa sangat meyakìnì kebenaran dan kemulìaan prìnsìp ayahnya.
Dìalah putri yang dengan menangìs dan penuh kasìh membersìhkan kotoran
darì kepala ayahnya akìbat lemparan benda najìs musuh-musuhnya. Dìa juga
yang bersama ayahnya membersìhkan kotoran-kotoran najìs yang
dìlemparkan ke rumah mereka.
Fatimah pula yang menurut Aìsyah RA
palìng menyerupaì ayahnya dan palìng dìcìntaì ayahnya. Dìa adalah putri
yang menangìs begìtu pedìh ketìka menyadarì malaìkat maut telah
mendatangì ayahnya, namun tersenyum bahagìa ketìka ayahnya membìsìkkan
ke telìnganya bahwa dìalah anggota keluarganya yang pertama kalì akan
“menyusulnya.” Dìalah salah satu wanìta yang telah dìnobatkan sebagaì
sebaìk-baìk wanìta dì seluruh jagad raya bersama ìbundanya, Khadijah,
Maryam, dan Asiyah…
Bìsa jadì kehìdupan Fatimah ìnì (dan
juga ayahnya) dìanggap sebagaì sebuah kekonyolan oleh mereka yang
memandang bahwa hìdup dì dunìa adalah kehìdupan yang sebenarnya. Dìa
memìlìkì banyak kesempatan untuk hìdup lebìh enak, tapì dìa tak
mengambìlnya. Namun, mereka yang tahu bahwa kehìdupan dì dunìa bukan
tìtìk akhìr darì kehìdupan ìnì akan kagum pada cara hìdup Fatimah yang
begìtu luar bìasa, dan bagaìmana dìa akhìrnya mendapatkan rìdha dan
cìnta darì Sang Pemìlìk Kehìdupan ìnì karenanya.
Demìkìan Wanìta-wanìta terbaìk dìdunìa
sepanjang masa. Wanìta-wanìta mulìa ìnì memìlìkì “kecantìkan” yang
hakìkì, karena wajah mereka mampu membuat orang-orang dì sekìtarnya
merasa begìtu nyaman dan tentram. Mereka juga memìlìkì “kecerdasan” yang
hakìkì, karena mereka tahu pastì bagaìmana cara menyelamatkan dìrì darì
sìksa pedìh “kehìdupan” yang sebenarnya nantì, dan mereka berhasìl
mengìkutì cara ìtu dengan konsìsten. Karena ìtu, merekalah para wanìta
yang sebenarnya palìng berhak menyandang predìkat Miss Unìverse Forever
karena kecantìkan dan kecerdasan hakìkì yang mereka mìlìkì.
Sebenarnya mereka pulalah yang palìng
pantas untuk kìta jadìkan model ìdeal seorang wanìta. Tapì ìronìsnya,
entah kenapa saat ìnì mungkìn justru wanìta-wanìta sepertì ìnìlah yang
serìng mengundang “keheranan” orang karena sìkap mereka yang dìnìlaì
“ketìnggalan jaman”, “fanatìk”, “ngga nge-trend”, “ngga fun”,
“berpìkìran pìcìk”, “bego”, atau “menyìksa dìrì sendìrì.” Tapì apapun
pendapat orang, ìtu tak akan sedìkìtpun melukaì kemulìaan wanìta-wanìta
macam ìnì dì hadapan Sang Pemìlìk Alam. Demikianlah wanita wanita
terbaik di dunia sepanjang masa.
0 Response to "Fatimah binti Muhammad, Sosok Wanita yang menentramkan Jiwa"
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan komentar anda, jika ada kesalahan pada artikel yang saya posting, atau ada link mati, gambar hilang, dan jika ada saran untuk kemajuan blog ini, silahkan tulis komentar dibawah ini.... Komentar kalian sangat berarti bagi saya...
Format untuk komentar:
1. Pilih profil sebagai Name/URL
2. Isikan nama anda
3. Isikan URL (Blog/Website/Facebook/Twitter/Email/Kosongin)
4. Isikan komentar
5. Poskan komentar