RANCANGAN DESAIN PEMBELAJARAN PAKEM | Banyak dari Guru ingin memeberikan suasan yang nyaman terhadap Siswa. Maka berbagai Upaya dilakukan untuk merancang desain Pembelajaran. Antar lain Desain pembelajaran PAKEM . Berikut ini Ulasannya.
RANCANGAN DESAIN PEMBELAJARAN PAKEM
1. Pengantar
Beberapa orang memandang bahwa PAKEM sama dengan kerja kelompok. Jika dalam suatu kelas sedang berlangsung pembelajaran, dan disana siswa tetap duduk seperti orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan, duduk berdua dengan satu bangku, maka dengan mudah dan cepat kita katakan kelas itu tidak PAKEM.
Tetapi
sebaliknya jika kita masuk ke suatu kelas dan siswa sedang duduk
kelompok, walau mereka hanya duduk dalam kelompok, dan tidak semua
bekerja, maka dengan mudah kita mengatakan kelas itu PAKEM.
Seharusnya
menilai PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan
melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan pula
intensitas keterlibatan siswa dalam belajar.
Usaha-usaha
yang menawarkan sebuah pembaharuan, termasuk penerapan PAKEM di kelas,
biasanya akan menemui masalah. Beberapa masalah yang masih sering
ditemukan baik dalam pelatihan maupun dalam penerapan PAKEM di kelas
dapat dilihat di bawah ini.
Beberapa temuan penerapan PAKEM di kelas adalah sebagai berikut:
1) Guru kurang banyak memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran PAKEM yang baik
2) Guru kurang memiliki referensi (buku, video, dll) tentang pembelajaran PAKEM yang baik
3) Tugas yang diberikan bersifat tertutup dan banyak pengisian lembar kerja (LK) yang kurang baik.
4) Pembelajaran kurang memberikan tantangan sesuai kemampuan siswa
5) Pembelajaran hanya mengajarkan satu indikator dengan satu aktifitas.
6) Perbedaaan
individual siswa kurang diperhatikan termasuk laki-laki/perempuan,
pintar/kurang pintar, sosial ekonomi tinggi/rendah.
7) Pengelolaan siswa kurang sesuai dengan kegiatan
8) Guru merasa khawatir dan pesimis untuk melaksanakan PAKEM di kelas 6 dan 9.
9) Pajangan cenderung menampilkan semua apa yang dikerjakan siswa dengan hasil yang seragam.
|
Berbagai
kendala selalu ada, akan tetapi dukungan pun tak kurang banyak dalam
menerapkan PAKEM. Berbagai pelatihan telah diikuti dan para guru telah
melakukannya di kelas masing-masing.
Sebagai
upaya untuk terus meningkatkan mutu pelaksanaan PAKEM, pada unit ini
dibahas dan kaji secara berurutan: 1) telaah PAKEM, 2) pengembangan ide
pembelajaran, 3) teknik bertanya, 4) pengorganisasian kelas, dan 5) pembe- lajaran kooperatif.
2. Tujuan :
Setelah mengikuti sesi ini, diharapkan peserta:
a. Mampu mengidentifasi sifat-sifat PAKEM tertentu dalam pembelajaran yang dilaksanakan
b. Mampu mengembangkan ide pembelajaran
c. Mampu mengidentifikasi jenis pertanyaan yang efektif
d. Mampu mengorganisasikan kelas sesuai dengan tugas pembelajaran
e. Mampu mengembangkan pembelajaran kooperatif
3. Persiapan
Setiap fasilitator perlu membaca keseluruhan isi paket pelatihan termasuk bab pendahuluan
dan mendalami unit yang menjadi tanggung jawabnya agar memahami benar:
Sumber bahan yang diperlukan, lembar kerja/slide powerpoint yang akan
digunakan, pengorganisasian/pembagian kelompok dan waktu yang tersedia
untuk setiap kegiatan (pengelolaan waktu).
4. Bahan Penunjang
1) Transparan OHP/slide powerpoint
2) Lembar tugas untuk modelling PAKEM
3) Pena, kertas lebar, gunting, spidol warna
5. Kegiatan
1) Pengantar (15 menit)
Fasilitator
membuka sesi ini dan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan isu
dalam kegiatan PAKEM. Kemudian memberikan informasi tentang pengalaman
belajar apa yang akan dilaksanakan dalam sesi ini.
2) Cerita dari Guru (Nara Sumber) (20 menit)
Satu
atau dua nara sumber dipilih dari guru / fasilitator yang sudah
berhasil melaksanakan PAKEM / CTL dengan baik. Mereka diminta membawa
hasil karya siswa dan / atau bahan ajaran yang kreatif, serta foto kalau
ada. Mereka menjelaskan tentang pembelajaran yang berkaitan dengan
bahan yang dibawa.
3) Diskusi tentang Keberhasilan dan Hambatan (30 menit)
Para
peserta dibagi kelompok 5 – 6 orang untuk membahas (i) keberhasilan
dalam melaksanakan PAKEM / CTL dan (ii) hambatan yang dihadapi. Hasil
diskusi ditulis di kertas besar untuk dipajanagkan.
4) Belanja dan Diskusi (40 menit)
Para
peserta bekeliling membaca hasil diskusi kelompok lainnya (15 menit),
ditindaklanjuti dengan diskusi pleno tentang temuan (25 menit)
5) Modelling dan Diskusi :Konvensional dan PAKEM (120 menit)
Dalam sesi ini akan ditampilkan 2 modelling pembelajaran yaitu :
a. Pembelajaran Konvensional
b. Pembelajaran PAKEM
Dalam
pembelajaran konvensional dan PAKEM tersebut, fasilitator bertindak
sebagai model dan menyajikan contoh pembelajaran konvensional dan PAKEM.
Contoh pembelajaran mencakup 2 mata pelajaran yaitu : bahasa Indonesia
dan Matematika. Dalam penyajian modelling ini peserta dibagi dalam
beberapa kelompok (tergantung banyaknya peserta). Setiap kelompok dibagi
2, yaitu kelompok yang berperan sebagai siswa dan kelompok yang
berperan sebagai pengamat. Kelompok pengamat dilengkapi dengan lembar
pengamatan yang sudah disiapkan (lampiran 9). Bahan, tahapan detail dan lembar kerja lihat di lampiran 1-8.
6) Pengembangan Gagasan Pembelajaran (45 menit)
Setelah
peserta mengamati 2 model pembelajaran di atas, peserta mendiskusikan
hasil kegiatan tersebut termasuk membahas lembar pengamatan yang diisi
kelompok pengamat (lampiran 9).
Setelah diskusi mereka mencoba mengembangkan ide-ide sederhana yang
mungkin bisa diterapkan dalam pembelajaran PAKEM yang akan dilakukan,
termasuk: cara bertanya, kerja kelompok, dan sebagainya.
a. Peserta
dalam kelompok 4-5 orang mengembangkan langkah-langkah KBM untuk satu
topik yang diberikan oleh fasilitator atau diseleksikan oleh peserta
sendiri. Langkah-langkah tersebut harus memperhatikan ciri-ciri
pembelajaran PAKEM di atas.
b. Kelompok-kelompok saling menukar hasil kerjanya dan memberikan masukan perbaikan.
7) Ketrampilan bertanya (60 menit)
a. Fasilitator menayangkan PowerPoint/OHP dengan pertanyaan berikut untuk menimbulkan gagasan dari peserta:
· Mengapa kita mengajukan pertanyaan kepada siswa?
· Pertanyaan apa yang sering disampaikan oleh guru, mengapa?
b. Lewat Powerpoint/OHP, dan lembar bacaan, fasilitator memberi contoh bacaan (lihat Lampiran 10) dan berbagai pertanyaan yang memuat/mengacu pada ketiga jenis/sifat pertanyaan di bawah ini:
· mencari informasi
· memanfaatkan pengetahuannya
· menciptakan sesuatu yang baru dan memberikan pendapat
c. Peserta
( dalam kelompok kecil 3-4 orang ) menyusun 3 pertanyaan dari ketiga
jenis/sifat pertanyaan di atas, dengan menggunakan teks yang sama
d. Peserta
saling menukar pertanyaan untuk didiskusikan kualitas pertanyaan dan
memberi tanggapan/perbaikan. Peserta meninjau kembali hasil perbaikan
dan saran dari kelompok lain untuk kemudian disempurnakan dan dikembangkan
e. Secara pleno Fasilitator dengan memakai Powerpoint atau OHP mengajukan kepada peserta pertanyaan sebagai berikut:
a) Pertanyaan mana yang dianggap mudah untuk ditulis dan dijawab?
b) Pertanyaan mana yang dianggap sulit untuk ditulis dan dijawab? mengapa?
c) Apa yang bisa membantu kita untuk menyusun pertanyaan seperti kategori b dan c.
f. Fasiltator
menutup kegiatan ini dengan bertanya kepada peserta untuk reviu kembali
pertanyaan dalam contoh pembelajaran PAKEM dan mengidentifikasikan
jenisnya pertanyaan dari tiga kategori yang dibahas tadi (mencari informasi; memanfaatkan pengetahuannya; menciptakan sesuatu yang baru dan memberikan pendapat)
8) Pengorganisasian kelas (60 menit)
Untuk kegiatan tentang pengorganisasian kelas, bila
ada video tentang pengorganisasian kelas dapat ditayangkan sebagai
salah satu sumber dan media pembelajaran pada awal kegiatan itu. Jika
tidak ada, langkah-langkah berikut dapat dilakukan.
a. Dengan
memakai Powerpoint/OHP, fasilitator mengajukan pertanyaan berikut
kepada peserta tentang organisasi kelas (Klasikal, kelompok, dan
individu).
· Apa yang anda ketahui tentang belajar klasikal, kelompok, dan individu?
· Kapan siswa belajar klasikal, kelompok atau individual?
· Mengapa siswa bekerja/belajar secara klasikal, kelompok dan individual?
Peserta
dan fasilitator kemudian membahas bersama (melalui penayangan
Powerpoint/OHP) beberapa jenis organisasi dengan mencoba memberikan
contoh tugas/kegiatan yang sesuai untuk jenis organisasi masing-masing (lihat Lampiran 11 dan 12).
b. Peserta mengidentifikasi kegiatan yang harus dikerjakan secara klasikal, kelompok atau individu dengan menggunakan lembar kerja berikut:
Tabel: Pengorganisasian kelas
Mengidentifikasi Kegiatan Klasikal, Kelompok Atau Individu
No
|
Kegiatan pembelajaran
|
Pengelolaan kelas
|
Alasan
| ||
Klas
|
Klp
|
indv
| |||
1.
|
Mendengarkan instruksi guru
| | | | |
2.
|
Menggunakan termometer
| | | | |
3.
|
Mencari kota-kota di peta
| | | | |
4.
|
Melaporkan hasil tugas
| | | | |
5.
|
Membuat diagram alir
| | | | |
6.
|
Curah pendapat tentang tsunami
| | | | |
7.
|
Menceritakan pengalaman waktu kecil
| | | | |
8.
|
Meragakan tokoh cerita
| | | | |
9.
|
Menulis cerita
| | | | |
10.
|
Mengerjakan soal-soal matematika halaman 60
| | | | |
11.
|
Memperkirakan luas ruang kelas
| | | | |
Sesudah
tugas selesai peserta saling menukar pilihan dengan memberikan alasan
dan komentar. Selanjutnya fasilitator menayangkan slide Power Point/OHP
tips pengorganisasian kelas (Lihat Lampiran 13)
9) Pembelajaran Kooperatif (60 menit)
Dalam
sesi ini ada 2 kegiatan pokok. Pertama, fasilitator menyajikan
bahan-bahan/informasi yang berkaitan dengan pembelajaran koooperatif.
Kedua, peserta melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pembelajaran
kooperatif melalui bahan yang sudah disiapkan oleh fasilitator. Bahan
dapat dilihat dalam Lampiran 14 - 15 .
1) Guru
· Guru lebih banyak memberi kesempatan anak untuk bekerja (menemukan sendiri, mengungkapkan pendapat dsb.)
· Guru menciptakan pembelajaran yang menantang
· Guru mempergunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar, termasuk sumber belajara dan bahan dari lingkungan
· Guru memberikan tugas dan bantuan yang berbeda sesuai dengan kemampuan siswa
· Guru
mengelola kelas secara fleksibel (individu, kelompok, pasangan) sesuai
tugas yang diberikan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran.
2) Siswa
· Siswa tidak takut bertanya
· Ada interaksi antara siswa untuk mmebahas dan memecahkan masalah
· Siswa aktif bekerja
· Siswa dapat mengungkapkan dengan kata-kata sendiri
· Siswa melakukan kegiatan baca mandiri
· Siswa melakukan kegiatan proyek (teknologi sederhana, menulis biograpi tokoh).
3) Kelas
· Ada pajangan yang merupakan hasil karya siswa
· Pajangan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
· Penataan tempat duduk memudahkan interaksi guru dengan siswa, siswa dan siswa
· Ada penataan sumber belajar (alat bantu belajar, poster, buku) yang dimanfaatkan siswa.
Lampiran 1
Modeling pembelajaran Konvensional dan PAKEM
1) Persiapan dan pengorganisasian kelompok
a. Persiapan
Selama
kegiatan ini, fasilitator akan memberikan 2 contoh (model)
pembelajaran, yakni: pembelajaran konvensional, dan pembelajaran PAKEM. Contoh tersebut mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika (Lihat Lampiran 1- 4 ). Untuk melaksanakan tugas ini dengan baik, Anda (fasilitator) harus merencanakan dan menyiapkan pembelajaran yang meliputi:
· Mengorganisasikan peserta ke dalam kelompok beserta peran masing-masing dalam kelompok
· Mengorganisasikan ruang belajar
· Mengorganisasikan bahan-bahan yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran
b. Pengorganisasian kelompok
Pengorganisasian
kelompok akan tergantung pada jumlah peserta dan ketersediaan ruangan.
Saran pengaturan diberikan tetapi Anda mungkin menyesuaikannya dengan
situasi setempat. Model ini didasarkan jumlah peserta 100 orang peserta.
Kegiatan ini melibatkan setengah kelompok menjadi “siswa” dan setengahnya lagi menjadi pengamat.
c. Pengorganisasian ruang belajar
Selama
pembelajaran konvensional, meja dan kursi diatur menghadap ke papan
tulis dan “siswa” duduk berjajar. Meja dan kursi perlu diatur kembali
setelah model pembelajaran pertama (pembelajaran konvensional) untuk
memberikan kesempatan kepada peserta bekerja dalam kelompok-kelompok
pada model pembelajaran kedua (pembelajaran PAKEM).
Selama
pembelajaran konvensional, pengamat duduk di samping “siswa” . Dalam
pembelajaran PAKEM para pengamat duduk di antara kelompok “siswa”. Pengamat tidak berpartisipasi di dalam pembelajaran, tetapi mengamati dan mengisi lembar observasi.
d. Pengorganisasian bahan untuk pelajaran.
Bacalah
dengan teliti daftar bahan yang diperlukan pada awal model pelajaran
dan pastikan Anda sudah siap dengan foto copy lembar kerja dan bahan
yang tersedia. Bacalah petunjuk pelajaran dengan baik agara Anda mengetahui benar apa yang harus dikerjakan.
2) Pelaksanaan model pembelajaran
Ikutilah petunjuk yang diberikan dan usahakan melaksanakan pembelajaran seperti yang diberikan dalam model pembelajaran. Bagikan lembar observasi kepada para pengamat untuk mendeskripsikan aspek-aspek PAKEM. Laksanakan terlebih dulu pembelajaran konvensional dan kemudian pembelajaran PAKEM.
a) Dalam
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang (sebagian anggota sebagai pengamat
dan sebagian sebagai “siswa”) menyimpulkan hasil pengamatannya dan
membandingkan hasil dari pengamatan proses dan hasil kerja “siswa”
antara pembelajaran konvensional dan PAKEM.
b) Peserta membandingkan ciri-ciri dari kedua pembelajaran tersebut. Peserta diminta untuk mengidentifikasi ciri-ciri pembelajaran PAKEM, misalnya:
c) Fasilitator
menyimpulkan hasil diskusi dengan menekankan ciri-ciri pembelajaran
PAKEM dengan menggunakan power point/OHP yang terkait dengan ketiga ciri
di atas.
Lampiran 2
Simulasi Pembelajaran Konvensional
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Melaporkan : Tsunami 26 Desember 2005
1. Organisasi Pengaturan kelas konvensional
Fasilitator (guru) di depan kelas, dekat papan tulis, peserta (siswa ) duduk berjajar.
2. Bahan
Artikel, Lembar Kerja.
Pendahuluan
Tsunami
mulai dengan gempa di bawah laut. Kekuatan itu mematahkan dasar laut,
mengerakkan air dan menimbulkan gelombang. Ketika gelombang mencapai
perairan yang dangkal, kekuatannya meningkat dan semakin tinggi.
|
2. Peserta menyalin jawaban tsb pada buku catatan mereka.
Kegiatan
2. Fasilitator
memberitahu peserta mereka mendapat lembar kerja untuk dikerjakan.
Peserta membaca lembar kerja dan menjawab pertanyaan pertanyaan.
Fasilitator menjelaskan bacaan itu berasal dari laporan surat khabar
tentang tsunami dan laporan laporan itu berisi fakta fakta mengenai apa
yang terjadi. Sebagian besar pertanyaan adalah pertanyaan ingatan yang
sederhana ada sedikit pertanyaan pemahaman. Peserta mengerjakan lembar
kerja secara individual dan menuliskan jawaban di buku tulis mereka. (10
menit). Fasilitator tidak memperhatikan para peserta waktu mereka
mengerjakan tugas seperti mengkoreksi pekerjaaan di meja fasilitator,
keluar dari kelas untuk sementara waktu
Simpulan
Fasiltator
menyuruh peserta melakukan koreksi bersama-sama. Fasilitator membacakan
jawaban, peserta memberikan centang kalau jawabannya benar. Akhirnya peserta menghitung jawaban yang benar dan menuliskan nilai mereka.
LEMBAR KERJA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA
TSUNAMI 26 DESEMBER
Bacalah laporan surat kabar dan jawab pertanyaan pertanyaan:
Pada
tanggal 26 Desember, gempa bumi yang terbesar dalam 40 tahun terakhir
terjadi di Lautan India yang dalam di sebelah barat Sumatra yang
menimbulkan gelombang tsunami yang besa. Gempa bumi berkekuatan 9 pada Skala Richter, skala
yang mengukur kekuatan gempa. Banyak gempa susulan yang terjadi dengan
kekuatan 5 skala richter atau lebih pada hari hari berikutnya, tetapi
dampak susulan yang paling kuat dan merusak adalah dari gempa tsb adalah
gelombang tsunami yang ditimbulkannya
Kata “tsunami“ berasal dari kata bahasa Jepang tsu (pelabuhan) dan nami (gelombang).
Tsunami adalah gelombang atau rangkaian gelombang di laut yang
panjangnya dapat mencapai ratusan mil dan ada yang tingginya sampai 10,5
meter. “Dinding air”bergerak hampir secepat pesawat penumpang jet. Gelombang tsunami tanggal 26 Desember mencapai jarak 600 km dalam waktu 75 menit. Itu berarti 480 km per jam.
Di
laut dalam, gelombangnya hanya beberapa kaki tingginya,tetapi pada
waktu gelombang mendekati pantai, energi dan tingginya meningkat. Sering
sebelum tsunami datang, ada efek vakum raksasa, dan air terisap dari
pelabuhan dan pantai pantai. Orang melihat dasar lautan penuh dengan
ikan dan kapal kapal yang terdampar. Ini terjadi karena
gelombang terdiri dari puncak, atau titik tertinggi, dan lembah atau
titik terendah. Energi tsunami dipampatkan di air dangkal dan
dengan cepat tumbuh makin tinggi. Tsunami sering muncul sebagai suatu
rangkaian banjir yang kuat dan cepat, tidak berupa satu gelombang
tunggal yang sangat besar.Walaupun demikian satu gelombang vertikal yang
dinamakan “bore” pertama kali nampak, diikuti dengan banjir air yang
cepat.
Salah satu hal yang membuat peristiwa ini sangat merusak adalah karena tsunami ini melanda daerah berpenduduk relative padat
di tengah musim libur turis. Negara Negara yang paling parah kena
tsunami termasuk Indonesia, Sri Langka, Thailand dan India.
Ujung barat pulau Sumatra, daerah berpenduduk
yang paling dekat dengan epicentrum, porak poranda karena tsunami.
Lebih dari 70% penduduk di beberapa desa di pantai dilaporkan meninggal.
Lebih dari 95.000 orang
Indonesia sudah dimakamkan dan 133.000 dinyatakan hilang, kemungkinan
besar meninggal. Jumlah yang kehilangan rumah diperkirakan 800.000
orang.
Paling sedikit ada 100 organisasi bantuan yang beroperasi di Indonesia. Badan badan
bantuan memberikan bantuan darurat berupa makan, air, dan tenda untuk
330.000 orang. Pemerintah memperkirakan beaya pembangunan kembali $ 4,5 milyard lebih selama 3 tahun yang akan datang. Bantuan dari Negara Negara lain dijanjikana $1,7 milyard tahun ini.
Jawablah pertanyaan pertanyaan ini di buku Anda
1. Apa yang terjadi pada tanggal 26 Desember?
2. Di manakah gempa bumi terjadi dan berapa kekuatannya?
3. Gempa bumi tsb dampaknya apa?
4. Mana yang lebih merusak, gempa bumi atau tsunami. Mengapa?
5. Kata tsunami berasal dari mana?
6. Apakah “tsunami” itu? Berapa tingginya dan berapa kecepatan bergeraknya? Dengan kecepatan tsb berapa jauh yang dicapai dalam 45 menit?
7. Apa yang terjadi pada waktu gelombang mendekati pantai?
8. Apakah tsunami selalu datang sebagai satu tembok air yang besar?
9. Mengapa begitu banyak orang yang meninggal terlanda tsunami?
10. Apakah menurut anda kurban akan bertambah lagi dalam minggu mingu ini? Mengapa?
11. Berapa orang yang dibantu badan badan bantuan dan apa yang mereka lakukan?
12. Berapa biaya pembangunan kembali setelah dilanda tsunami dan berapa lama diperlukan?
Lampiran 4
Simulasi Pembelajaran PAKEM
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Melaporkan : Tsunami 26 Desember 2005
1. Organisasi pengaturan kelas :
· Bangku
bangku diatur dalam kelompok kelompok. Peserta duduk dalam kelompok.
Jumlah peserta dalam kelompok tergantung pada jumlah peserta di kelas,
tetapi besar kelompok yang ideal antara 4 – 6 orang.
· Ada tiga macam kegiatan yang berbeda, oleh karena itu kelompok-kelompok perlu diorganisir dengan kelipatan 3
2. Bahan stimulus misalnya:
- gambar-gambar, video tentang tsunami, lembar kerja dan bahan bahan bacaan
Pendahuluan:
(Seluruh kelas)
1. Fasilitator
memulai pelajaran dengan mengatakan: Saya akan menunjukkan beberapa
gambar dan video. Perhatikan baik-baik dan tuliskan apa yang kamu
ketahui mengenai peristiwa ini dan bagaimana perasaanmu. (pertanyaan
terbuka)
2. Fasilitator
menunjukkan gambar-gambar, clip video bencana tsunami. Peserta membuat
catatan secara individual mengenai gambar gambar dan clip video video
bencana tsunami. Peserta secara individual membuat catatan catatan tentang gambar gambar dan video dalam bentuk butir butir. (individual/berpasangan)
3. Fasilitator minta kepada peserta dalam kelompok untuk melihat respon mereka dan mengklasifikannya ke dalam 2 kelompok: fakta, pendapat dan perasaan. Dalam kelompok peserta menambahkan respon mereka dalam tabel dan mendiskusikannya (lampiran 5)
Fakta-fakta
|
Perasaan/pendapat
|
| |
4. Kelompok
kelompok saling bertukar tabel mereka. Fasilitator meminta setiap
kelompok menjelaskan bagaimana mereka memutuskan di mana mereka akan
menempatkan respon mereka. (mereka menjelaskan bagaimana mereka
mengetahui apakah pernyataan mereka fakta atau pendapat). Fasiltator
bertanya di mana peserta menemukan fakta fakta yang mereka catat.
5. Fasiltator bertanya: apa kita namakan informasi yang mempunyai banyak fakta dan cerita mengenai topik atau peristiwa khusus ( laporan)
Kegiatan:
(Berpasangan)
1. Fasiltator
menyuruh peserta mendiskusikan dengan pasangan masing masing untuk
beberapa menit bagaimana informasi mengenai tsunami disampaikan dengan
cara yang berbeda beda di media masa (yakni laporan tertulis, photo, video, pengalaman penderita dsb) Fasiltator minta kelompok memutuskan menurut pendapat mereka cara mana yang paling efektif untuk melaporkan. Jelaskan pilihan mereka
2. Fasiltator
menjelaskan bahwa “Beberapa laporan yang kita lihat adalah semata mata
factual, (laporan informasi) beberapa menceritakan apa yang terjadi
melalui kaca mata dari orang yang menjadi korban (cerita pengalaman)Apa
beda antara cerita pengalaman dengan laporan informasi? (peserta
berdiskusi berpasangan selama 3 menit) Fasilitator
meminta tanggapan peserta dan mendiskusikan perbedaan perbedaan (
sering lebih banyak komentar perorangan dan emosional dari peristiwa,
peristiwa diceritakan dari sudut orang pertama, dari sudut pandang penulis)
3. Fasilitator
menjelaskan bahwa kadang-kadang, kita melihat grafik, bagan atau
diagram di dalam laporan. Mengapa penulis memilih menyajikan informasi
dengan cara ini? (angka angka sering lebih mudah dimengerti di dalam
tabel, lebih efektif untuk perbandingan, informasi mengenai geografi
sering lebih jelas untuk dilihat dalam peta atau diagram)
4. Peserta mendiskusikan secara berpasangan dalam beberapa menit dan fasilitator mendengarkan beberapa tanggapan.
( Kelompok )
1. Fasiltator menjelaskan kepada peserta bahwa mereka akan melaporkan informasi mengenai tsunami dengan cara yang berbeda-beda. Aka ada 3 kelompok:
- Kelompok 1: menulis laporan informasi
- Kelompok 2: menulis cerita pengalaman tentang tsunami
- Kelompok 3: menyajikan grafik “sejarah tsunami”
Lihat lampiran 6-8.
2. Setiap kelompok akan mendapat lembar kerja dengan instruksi dan bahan bahan untuk menyelesaikan tugas. Mereka
akan memutuskan bagaimana mereka akan menyajikan hasil kerja mereka
kepada seluruh kelas dengan cara yang menarik dan informatif.
Kesimpulan:
Masing
masing kelompok menyajikan laporan mereka ke semua peserta. Mereka
menjelaskan jenis laporan dan metodenya, misalnya menjelaskan jenis
laporan dan ciri ciri laporan mereka. Kelompok lain menggunakan ceklis
sederhana untuk menilai apakah ciri-ciri laporan masuk ke dalam
presentasi mereka.
Lampiran 5
Fakta, Pendapat Dan Perasaan
Fakta-fakta
|
Perasaan/pendapat
|
| |
Lampiran 6
Lembar kerja untuk kelompok 1
Laporan Informasi.
TUGAS:
Dengan menggunakan bahan informasi yang diberikan fasilitator, buatlah
laporan yang disajikan di surat kabar (suatu naskah perlu dibuat kalau
Anda memilih laporan TV)
Semua laporan harus mencakup:
· Judul laporan (kalau tertulis)
· Pendahuluan umum
· Satu seri pernyataan yang memberikan rincian fakta tentang pokok bahasan (apa, kapan, di mana, mengapa)
· Ringkasan informasi yang diberikan
Anda perlu memutuskan siapa yang akan menjadi
· Ketua kelompok. Yang
akan bertanggung jawab agar masing masing anggota kelompok mempunyai
tugas untuk dikerjakan, secara individual atau berpasangan: misalnya,
beberapa anggota kelompok bertugas untuk kerja mengenai pendahuluan,
beberapa orang mengenai uraian tentang fakta fakta. Rangkuman dapat
dilakukan setelah semua bagian lain selesai dikerjakan. Ketua kelompok
harus menjamin bahwa setiap orang aktif, dan mempunyai tugas untuk
dikerjakan untuk menyelesaikan tugas kelompok.
· Pelapor. Satu atau dua orang akan bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan pada akhir sesi
· Penerbit. Satu
atau dua orang akan bertanggung jawab mengorganisir “penerbitan” atau
“penyajian” artikel. Bagaimana ujud laporan? Apakah akan ada gambar
gambar dll. Waktu penyajian, siapa yang akan menjadi pembaca berita?
Naskahnya bagaimana? Kalau mereka harus “membaca berita TV” apa yang
akan berbeda?
Lampiran 7
Lembar kerja untuk kelompok 2
Tuliskan pengalaman mengenai tsunami dari kacamata kurban
TUGAS:
Kelompok bertugas untuk membuat buku kecil mengenai cerita pengalaman
pengalaman dari korban tsunami.Anda membayangkan berada dekat pantai Aceh pada waktu air menerjang
Cerita pengalaman Anda perlu mencakup:
· Peristiwa ditulis dari sudut orang pertama, dari kaca mata penulis
· Laporan pengalaman menceritakan siapa saja yang terlibat, di mana peristiwa terjadi, kapan terjadi dan bagaimana
· Laporan Anda harus mencakup komentar pribadi Anda, perasaan dan emosi berkaitan dengan peristiwa.
Bacalah cerita pengalaman dari para korban yang selamat dari bencana tsunami untuk membantu Anda
Kelompok Anda perlu memutuskan berama sama cerita ini dtulis mengenai
siapa misalnya: dari seorang anak, seorang nelayan, dari seorang
pemilik warung di dekat pantai, dari seorang tua, dsb. Tentukan siapa
yang akan menulis cerita yang mana. (Apakah Anda memerlukan ketua
kelompok? Bagaimana Anda dapat melakukannya?)
Anggota kelompok perlu
bekerja berpasangan untuk menulis dan memberikan ilustrasi pengalaman
mereka. Kelompok kemudian memutuskan bagaimana menyajikan pengalaman
mereka dalam buku. Anggota kelompok juga memutuskan bagaimana mereka
akan mempresentasikan karya mereka ke depan kelas. (apakah seseorang
akan membacakan beberapa cerita? Atau meminta kelompok lain membacakan
cerita mereka? Dsb) Bagaimana mereka akan membacakan cerita mereka?
Apakah seperti laporan berita? Apakah akan emosional?
Lampiran 8
Lembar kerja untuk kelompok 3
Laporan Grafik tentang Tsunami yang terkenal
TUGAS: Kelompok Anda perlu membuat tabel berisi informasi mengenai Tsunami dan memutuskan bagaimana cara menyajikannya dalam bentuk grafis*.
Sebagai
kelompok lihatlah informasi dan sumber sumber yang ada, dan diskusikan
bagaimana dapat menyajikan informasi tsb lebih menarik dalam bentuk
grafis.Laporan grafis Anda harus membuat pembaca lebih mudah mendapat
informasi tentang tempat, waktu, dan peristiwa yang terjadi.
Beberapa ide sebelum Anda mulai:
· Bagaimana Anda dapat menggunakan peta yang ada?
· Apakah Anda akan menyajikan dalam garis waktu yang menyatakan urutan peristiwa secara kronologis?
· Apakah Anda akan menyajikan peta lokasi sebagai yang terpenting?
· Bagaimana Anda akan mencantumkan informasi mengenai jumlah korban?
Pilihlah
ketua kelompok yang akan menjamin bawa setiap anggota akan mengambil
bagian dan setiap orang mempunyai tugas untuk dikerjakan
Pertama
tama, putuskan bagaimana kelompok akan menyajikan informasi. Kemudian
bagi tugas di antara anggota, baik perorangan maupun berpasangan untuk
menyelesaikan bagian tugas. Setiap orang dalam kelompok harus
mengerjakan sesuatu untuk menambah laporan grafis. Gunakan bahan ekstra (Lihat Lembar Informasi hal 4-23) yang tersedia untuk membuat laporan grafis lebih menarik.
Tentukan bagaimana kelompok akan menyajikan laporan dan apa yang akan ditunjukkan dalam laporan
Lembar Informasi untuk Kelompok 3
Tsunami yang Terkenal
· 26 Desember, 2004: Suatu gempa bumi kuat di lepas pantai Sumatra melahirkan gelombang tsunami yang menghancurkan garis pantai pantai di 10 negara, lmenewaskan ebih dari 225.000 orang
· 17 Juli , 1998: Satu tsunami menimpa pantai utara Papua New Guinea, menewaskan 2000 orang.
· 16 Agusus 1976:satu tsunami menghantam daerah teluk Moro di Philipina , menewaskan 5000 orang
· 22 Mei , 1960: Satu tsunami yang tingginya 35 kaki menimpa Chili, Hawaii, Philipina, Okinawa dan Jepang. Lebih dari 1000 orang meninggal
· 27
Augustus , 1883: Letusan gunung Krakatau menimbulkan tsunami yang
membanjiri pantai Jawa dan Sumatera, menewaskan 36.000 orang
Dari http://www.HowstuffWorks.com “How Tsunamis Work”
lampiran 9
Lembar Observasi PAKEM
No
|
Aspek
|
Uraian/temuan
|
1
|
Bagaimana bentuk tugas yang diberikan?
| |
2
|
Apa yang dikerjakan siswa untuk melakukan tugas tersebut?
| |
3
|
Kemampuan apa yang dikembangkan melalui tugas tersebut?
| |
4
|
Bagaimana bentuk pertanyaan yang diberikan dalam tugas?
| |
5
|
Jenis pertanyaan apa saja yang diajukan guru kepada siswa dalam pembelajaran?
| |
6
|
Sejauh mana guru memperhatikan perbedaan siswa?
| |
7
|
Apa yang dilakukan oleh siswa selama mengerjakan tugas?
| |
8
|
Sejauh mana siswa diberi kesempatan untuk menanggapi kegiatan belajar yang telah dilakukan?
| |
9
|
Apa yang dilakukan siswa pada saat belajar kelompok, individu, berpasangan, atau klasikal?
| |
10
|
Pada saat ada kerja kelompok, berapa jumlah anggota kelompok?
| |
11
|
Apakah semua siswa terlibat dalam kegiatan kelompok?
| |
12
|
Apa yang dilakukan guru selama anak mengerjakan tugas?
| |
Lampiran 10
BAHAN UNTUK FASILITATOR
Bacaan
Dari Kompas Minggu 27 Februari 2005, H. 37.
Rahasia Segitiga Bermuda
Banyak
cerita tentang hilangnya kapal laut beserta seluruh awaknya kala
berlayar di daerah yang disebut sebagai daerah Segitiga Bermuda. Kata segitiga diambil dari titik-titik yang diproyeksikan di peta, bentuknya seperti segitiga, dengan lokasi di Kepulauan Bermuda, Puerto Riko, dan Florida. Semuanya berada di Samudra Atlantik!
Kapal
yang tercatat hilang, antara lain, terjadi pada April 1925. Kapal
pengangkut barang Raifuku Maru dari Jepang tenggelam setelah mengirim
berita, "Seperti pisau raksasa! Cepat, tolong! Kami tak mungkin
lolos!" Namun kapal itu tak lagi menjawab, hilang membawa seluruh
awaknya. Bulan Oktober 1951,
kapal tanker Southern Isles mengalami nasib yang sama. Ketika sedang
berlayar dalam konvoi, tiba-tiba ia menghilang. Kapal yang lain hanya
sempat melihat cahaya kecil yang dianggap sebagai cahaya yang
ditinggalkan oleh kapal yang tenggelam itu.
SESUDAH
itu, pada Desember 1954, kapal tanker kembarannya, Southern Districts
juga tenggelam dengan cara yang mirip. Ia lenyap tanpa meninggalkan
tanda SOS ketika berlayar melintasi wilayah itu ke utara menuju South
Carolina.
YANG
tercatat di atas hanya peristiwa-peristiwa yang mencolok saja.
Padahal, masih banyak kapal kecil yang hilang. Bahkan, pesawat terbang
pun ikut jadi korbannya. Pada 5 Desember 1945, tercatat lima pesawat
pelemparan torpedo Grumman TMB-3 Avenger lenyap.
Sebelum
hilang kontak, mereka menyatakan tidak tahu arah. Padahal, komandan
penerbangan itu, Letnan Udara Charles Taylor, sudah mengantongi 2.500
jam terbang. Jadi, dia bukan penerbang yang tidak berpengalaman.
Bahkan, sebuah pesawat penyelamat yang dikirim pun lenyap ditelan "air
putih".
UFO atau gas metana?
MENURUT buku
penulis Amerika Charles Berlitz, The Bermuda Triangle, terbitan
Doubleday & Co, New York 1974 disebutkan bahwa kapal laut dan
pesawat yang hilang itu diserang oleh makhluk ruang angkasa atau UFO
yang naik piring terbang bercahaya putih. Jadi, cahaya putih yang
dilihat para korban sebelum kehilangan kontak adalah cahaya piring
terbang makhluk ruang angkasa.
ATAU
ada lagi ilmuwan yang mengatakan bahwa pesawat dan kapal laut itu
tersedot ke lubang lorong waktu seperti hilangnya semua materi kalau
masuk black hole. Menurut istilah astronomi, black hole itu sendiri
adalah benda angkasa yang memiliki gravitasi atau gaya tarik yang hebat,
sampai-sampai bisa menarik benda yang ada di sekitarnya dan dalam
sekejap "menelannya". Bahkan cahaya pun bisa "ditelannya".
MENURUT
Bill Dillon dari US Geological Survey, Woods Hole Field Center,
beberapa korban sebelum kehilangan kontak selalu menggambarkan ada
cahaya putih. Kemungkinan itu adalah semprotan gas metana dari dalam
air. Seperti blow out atau semburan air yang mendidih akibat dipanasi
gas metana yang ada di dalam laut. Asal kamu tahu saja, di daerah
Segitiga Bermuda terdapat tambang metana. Nah, kalau keluar saat dasar
laut retak, gas itu akan mendorong air laut ke atas. Dorongannya itu
tidak tanggung-tanggung, berupa semburan kuat dan mendidihkan air
laut. Jadi, pesawat pun bisa terkena semburannya!
TEORI
lain sebagai penyebab hilangnya pesawat terbang di daerah itu adalah
rusaknya kompas. Karena para awak jadi tidak tahu posisinya, mereka
lalu berputar-putar sampai pesawat kehabisan bahan bakar, lalu jatuh
laut! Rusaknya kompas mereka pasti karena medan magnet.
Meskipun
belum bisa dijelaskan medan magnet apa yang merusak kompas, prof
Yohanes Surya PhD, ahli fisika kita setuju dengan penulis asing, Larry
Kusche, dalam bukunya The Bermuda Triangle Mystery Solved. Tertulis
di buku itu bahwa hilangnya kapal di segitiga itu dapat dijelaskan
secara rasional. Ada yang berupa kecelakaan, cuaca buruk, kehabisan
bahan bakar, dan sebagainya. Maka, kita tak perlu penjelasan yang
aneh-aneh dan bersifat takhayul.
TAKHAYUL
atau bukan, tidak jadi soal. Yang pasti, kalau harus lewat daerah
segitiga itu, kita jadi ngeri juga. Bagaimana kalau tiba-tiba...
wuzzz! Lenyap deh kita! Ih, jangan sampai deh!
Contoh pertanyaan
1. Pertanyaan mencari informasi:
Di mana letak Segitiga Bermuda?
2. Pertanyaan memanfaatkan pengetahunan:
Penjelasan yang diberikan oleh penulis tentang peristiwa Segitiga Bermuda mana yang menurutmu paling mungkin?
3. Pertanyaan yang menciptakan sesuatu yang baru/memberikan pendapat:
Sependapat atau tidak dengan kesimpulan yang ditarik oleh penulis artikel ini, bahwa “Takhayul atau bukan, tidak jadi soal”? Berikan alasan atas pendapatmu.
|
Lampiran 11
Tugas/Kegiatan Yang Sesuai Untuk Masing-masing Jenis Organisasi
Pengorganisasian kelas
|
Jenis kegiatan seperti apa?
|
Klasikal: seluruh kelas mengerjakan hal yang sama
| |
Kelompok: sekelompok siswa mengerjakan satu tugas bersama sama
| |
Perorangan: anak mengerjakan tugas sendiri sendiri
| |
Lampiran 12
Mengidentifikasi Kegiatan Yang Harus Dikerjakan Secara Klasikal, Kelompok Atau Individu
No
|
Kegiatan pembelajaran
|
Pengelolaan kelas
|
Alasan
| ||
Klas
|
klp
|
indv
| |||
1.
|
Mendengarkan instruksi guru
| | | | |
2.
|
Menggunakan termometer
| | | | |
3.
|
Mencari kota-kota di peta
| | | | |
4.
|
Melaporkan hasil tugas
| | | | |
5.
|
Membuat diagram alir
| | | | |
6.
|
Curah pendapat tentang tsunami
| | | | |
7.
|
Menceritakan pengalaman waktu kecil
| | | | |
8.
|
Meragakan tokoh cerita
| | | | |
9.
|
Menulis cerita
| | | | |
10.
|
Mengerjakan soal-soal matematika halaman 60
| | | | |
11.
|
Memperkirakan luas ruang kelas
| | | | |
Lampiran 13
“TIPS” MEMILIH BENTUK ORGANISASI KELAS YANG SESUAI
· Tugas
yang tidak sesuai dikerjakan kelompok diberikan pada kelompok:
misalnya 8 anak menulis satu cerita padahal satu anak yang menulis dan
yang lain tidak melakukan apa-apa
· Satu pertemuan belajar bisa memakai beberapa jenis pengelolaan kelas tergantung dari apa yang diinginkan dari siswa.
· Pemberian instruksi tugas pada awal pembelajaran harus klasikal karena penting bagi semua anak untuk mendengar hal yang sama
· Anak
perlu membahas ide-ide cerita dalam kelompok karena bertukar pikiran
itu penting bagi anak. (memanaskan pikiran kalau ditukar)
· Menulis cerita/laporan dilakukan perorangan karena penting bagi anak untuk mengekspresikan diri
· Memberikan
umpan balik tentang cerita/laporan yang telah ditulis dilakukan dalam
kelompok supaya anak lebih berani mengeluarkan pendapat dan
peluangnya juga lebih banyak.
· Pemindahan kursi untuk kerja kelompok belum berarti bahwa itu sebagai indikator kerja atau belajar kelompok yang efektif
· Untuk
memberikan pengalaman belajar kepada peserta, fasilitator perlu
memperhatikan dan praktik langsung tentang penataan kursi, peran
setiap anggota kelompok, pengaturan waktu, tugas antar individu untuk
menciptakan saling ketergantungan positif antar peserta.
· Untuk menguatkan pemahaman peserta, perlu diperhatikan dan disampaikan alasan-alasaan pengelompokan.
|
Lampiran 14 Bahan Pembelajaran Kooperatif
Fasilitator
harus menekankan bahwa ini adalah salah satu jenis kerja kelompok,
dimana seluruh anggota kelompok terlibat dalam menghasilkan produk
tersebut.
1. Menulis cerita kelompok.
a. Setiap
anggota kelompok memilih sebuah topik yang menarik untuk membuat cerita
secara berkelompok, misalnya gempa bumi di Jakarta, pesawat Garuda
mendapat masalah di atas pelabuhan udara Jakarta, semua menteri
pemerintah dikejutkan oleh penyakit serius yang misterius, dan
lain-lain.
b. Setiap anggota kelompok menulis judul cerita yang mereka pilih serta tiga kalimat pertama untuk mengawali cerita.
c. Anggota-anggota kelompok memutar cerita mereka ke arah sebelah kiri
mereka, dan masing-masing anggota yang menerimanya harus melanjutkan
cerita yang ada di hadapan mereka. Masing-masing memiliki waktu dua
menit untuk membaca dan menulis.
d. Jika sudah selesai, kelompok berbagi cerita dan memilih salah satu cerita untuk dibacakan di kelompok.
Perluasan / kegiatan tambahan: Anggota-anggota kelompok menyunting cerita tersebut untuk memangkas panjangnya dan meningkatkan kualitas ceritanya.
Peran dalam kelompok:
Ketua: Harus menerangkan kegiatan-kegiatan, berusaha agar kelompok tetap terlibat dalam tugas. Membantu membuat keputusan.
Penjaga waktu:
Harus memberitahu anggota kelompok untuk saling bertukar dan
melanjutkan cerita setiap dua menit. Ketika ceritanya berkembang kian
panjang, si penjaga waktu bisa menambah menjadi tiga menit, untuk
memberi waktu membaca ulang dan menulis.
Pelapor: membaca cerita yang dipilih di kelompok tersebut.
2. Merumuskan Pertanyaan secara Kooperatif
- Tiap kelompok diberi sebuah artikel/bacaan, satu kopi tiap anggota kelompok jika mungkin;
- Secara perorangan, anggota merumuskan 5 pertanyaan, berkaitan dengan artikel tersebut, 1 pertanyaan pada sehelai pita kertas*; kemudian menempatkannya di tengah meja. Peserta harus merumuskan pertanyaan yang baik dan bervariasi, misal meliputi pertanyaan tingkat rendah dan tinggi serta tertutup dan terbuka, seperti yang telah dipelajari pada sesi “keterampilan bertanya”;
- Setelah
terkumpul, kelompok mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan itu dan
memilih satu bila ada yang sama. Kelompok harus memutuskan/memilih
10 pertanyaan seakan-akan untuk lembar kerja bagi siswa berkaitan
dengan artikel itu. Kelompok harus mendiskusikan pertanyaan mana yang harus dipertahankan dan mana yang dibuang dengan alasan apa;
- Bila
10 pertanyaan sudah diputuskan untuk dipilih, tulis pertanyaan itu
pada kertas lebar sebagai hasil kelompok. Di kelas, pertanyaan dan
artikel itu dapat diberikan kepada kelompok lain untuk dijawab;
Peran dalam Kelompok
Pemimpin diskusi:
memimpin diskusi tetapi tidak mengambil keputusan. Mengontrol anggota
sehingga masing-masing memberi komentar dan memiliki kesempatan utk
berbicara.
Pencatat: menulis 10 pertanyaan terpilih.
Lampiran 15, Bahan untuk Menyusun Pertanyaan Secara Kooperatif
Oleh :
Zackir El Makmur
Almarhum
Pak Haji Metong mempunyai 8 rumah kontrakan. Setiap rumah terdiri dari 3
kamar dan dikontrakkan tiap bulannya Rp. 65.000,- Suarsih, bersama
anaknya berusia satu setengah tahun, tinggal di salah satu rumah itu. Sambil
mengasuh anaknya, ia membuka warung makanan dan jajan goreng-gorengan.
Hasilnya lumayanlah, bisa membeli susu untuk anaknya.
Tetapi
kini, sejak Pak Haji Metong meninggal dua bulan lalu, istrinya menjual
semua rumah, termasuk rumah inti yang ditempati keluarga tersebut.
Pembelinya, orang Kampung Baru yang biasa dipanggil Bu Tati. Halaman
rumah Bu Tati yang luas dan berpagar tinggi empat meter, yang berada
persis di samping rumah Pak Haji Metong itu, karuan saja bertambah luas.
Penduduk
kampung banyak yang memuji-muji kekayaan Bu Tati, tetapi semua orang
belum pernah melihatnya karena dia sealu mengendarai mobil mewah dengan
kaca gelap.
Suarsih
tidak peduli siapa pemilik rumah kontrakan itu. Toh buatnya, tetap saja
ia bakal menunaikan kewajibannya membayar uang kontrakan, dan dia ia
bisa menempatinya dengan nyaman. Dengan berdagang kecil-kecilan di rumah
kontrakan ini, dia bisa merawat Anto dengan lebih tertib daripada waktu
dia masih menjadi buruh cuci. Juga bisa menyambut sang suami yang
kadang pulang, kadang gilir ke rumah istri tuanya.
Pokoknya,
rumah dalam pengertian Suarsih adalah semacam sarang menenteramkan.
Tidak peduli sekalipun rumah itu rombeng atau rumah kontrakan.
Pengertian Suarsih memang kelewat sederhana. Sebab ia tahu betul bahwa
tinggal di Jakarta kalau mau dapat lingkungan rumah mentereng harus
punya duit banyak. Tanpa itu cuma mimpi
Kadang-kadang,
Suarsih juga sempat mengkhayal, seandainya ia jadi Bu Tati. Rumah
gedong, pembantunya empat, mau apa saja tinggal bilang, segalanya ada
yang melayani dan tersedia, dan dipuji-puji warga. Ketika sadar, segera
ditepiskan khayalannya itu. Dia sudah cukup bersyukur dapat menempati
rumah kontrakan yang sangat sederhana.
Tetapi,
kenyamanan dan kebahagiaannya itu hanya sekejap. Sebab, apa yang semula
Suarsih anggap bahwa siapa pun pemilik rumah kontrakan yang ia tempati
itu tidak akan mengusik keadaannya, ternyata keliru. Bu Tati pemilik
baru rumah-rumah kontrakan itu mau meratakannya karena akan membangun
taman dan kolam renang di situ. Semua penghuni rumah kontrakan itu
menjadi gelisah dan risau.
“Kenapa risau? Cari saja tempat lain.” Ujar
Bu Tati enteng saja. Suarsih cuma tarik nafas. Baru kali ini dia
bertemu muka dengan orang yang namanya di puji-puji orang sekampung itu.
“Setidaknya saya butuh waktu, Bu”, jelas Suarsih pelan.
“Secepatnya sajalah”, gampang saja Bu Tati berkata.
“Baik, Bu,” jawabnya pelan.
Sambil
menggendong anaknya Suarsih menelusuri wilayah itu untuk mencari rumah
kontrakan baru. Semua tempat yang banyak rumah kontrakan ia datangi.
Tidak ada yang cocok, yang sesuai dengan kemampuannya. Dan hal ini
membuatnya makin risau saja. Apalagi Bu Tati mendesak terus menyuruh
pindah karena ia dianggap mengulur-ulur waktu saja.
Terimakasih untuk artikelnya,
BalasHapusbisas kami gunakan sebagan bahan referensi pembuatan mesin boiler.
Salam kenal