Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran


Faktor-Faktor yang MempengaruhiBelajar dan Pembelajaran | Sebelumnya materi yang saya share tentang Psikologi dan unsur-unsur pembelajaran dan pengertian belajar dan pembelajaran. Kali ini saya berbicara tentang faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran. Berikut ulasan materi Faktor -faktor yang memepengaruhi belajar dan pemebalajaran.

Guru mengajar

Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk membelajarkan siswa. Sedangkan belajar merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan kemampuan baru yang bersifat permanen pada diri siswa. Dengan memandang belajar dan pembelajaran sebagai suatu sistem, maka faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut :

KegiatanBelajar dan Pembelajaran
Masukan Mentah
Hasil Belajar
Masukan  Lingkungan
Masukan  Instrumen
Guru
Media
kurikulum
Bahan
evaluasi
Sarana/prasarana
Sosial
Fisik
Budaya
                                   
Pada gambar di atas telihat bahwa terdapat 3 (tiga) faktor utama yang saling berinteraksi dan mempengaruhi kegiatan belajar dan pembelajaran yang pada akhirnya menentukan hasil belajar siswa, yakni:
Masukan Mentah
Masukan  mentah merupakan kondisi seseorang pada situasi awal (sebelum kegiatan  belajar dan pembelajaran berlangsung). Keberhasilan  atau kegagalan belajar sangat tergantung pada masukan mentah ini. Kondisi subjek ini meliputi:
1. Kondisi Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah apalagi disertai sakit kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang dipahami.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan, indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam  menyerap  informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di  kelas.
(Tanwey Gerson Ratumanan, 2002: 10-11)
2. Kondisi Psikologis
Banyak  faktor  yang termasuk kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan  kualitas hasil belajar siswa, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.      Intelegensi Siswa
Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan cara yang tepat (Reber, 1988). Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya Karena otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, Sebaliknya, semakin rendah kemempuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
Setiap calon guru dan guru professional sepantasnya menyadari bahwa keluarbiasaan intelegensi siswa, baik yang positif  seperti superior maupun yang negatif seperti borderline, lazimnya menimbulkan kesulitan belajar siswa yang bersangkutan. Di satu sisi siswa yang sangat cerdas akan merasa tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari sekolah karena pelajaran yang disajikan terlampau mudah baginya. Akibatnya, ia menjadi bosan dan frustasi karena tuntutan kebutuhan keingintahuannya (curiosity) merasa dibendung secara tidak adil. Di sisi lain, siswa yang bodoh akan merasa payah mengikuti sajian pelajaran karena terlalu sukar baginya. Karenanya siswa itu sangat tertekan, dan akhirnya merasa bosan dan frustasi seperti yang dialami rekannya yang luar biasa positif. (Muhibbin Syah, 2003: 147-148)
b.      Sikap
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu berbeda satu sama lain. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Di sini Trow lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang terhadap sesuatu objek. Sementara itu Allport seperti dikutip oleh Gable mengemukakan bahwa sikap adalah suatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.
Definisi sikap menurut Allport ini menunjukan bahwa sikap itu tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang. Harlen mengemukakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu objek atau situasi tertentu.
(Djaali, 2008: 114)
c.       Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebiih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
(Slameto, 2003: 57)
d.      Motivasi
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Adapun Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan prilaku arah suatu tujuan. Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). (Djaali, 2008: 101)
e.       Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) adalahkemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber,1988). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk berprestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seseorang yang berbakat pada bidang Matematika, akan jauh lebiih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya. Inilah yang kemudian disebut bakat khusus (specific aptitude) yang konon tidak dapat dipelajari karena merupakan karunia inborn (pembawaan sejak lahir). (Muhibbin Syah, 2003: 150)
f.       Gaya Kognitif
Setiap orang memiliki cara-cara sendiri yang disukainya dalam menyusun apa yang dilihat, diingat, dan dipikirkannya. Perbedaan-perbedaan antara pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengolah informasi serta pengalaman-pengalaman ini dikenal sebagai gaya kognitif. Gaya kognitif merupakan variabel penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan dalam bidang akademik, bagaimana siswa belajar, serta bagaimana siswa dan guru berinteraksi dalam kelas. (Slameto, 2003: 160)
Masukan Instumental
Masukan instrumental menunjukkan kualifikasi serta sarana yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran. Masukan instrumental meliputi berbagai komponen seperti guru (kemampuan/ kompetensi, kesiapan, sikap, minat, dan sebagainya), kurikulum, metode, evaluasi ( proses dan hasil belajar), sarana prasarana (ruangan, alat  bantu belajar, buku teks, buku penunjang dan sebagainya), dan sebagainya. (Tanwey Gerson Ratumanan, 2002: 11)
Masukan Lingkungan
Masukan lingkungan merupakan masukan yang berasal dari lingkungan sekitar siswa. Yang termasuk dalam masukan lingkungan ini adalah
  1. Lingkungan Fisik
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan fisik adalah cuaca, keadaan udara, ruangan, cahaya, kesehatan lingkungan, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernama J. Biggers (1980) berpendapat bahwa belajar pagi hari lebih efektif daripada belajar pada waktu-waktu lainnya. Namun, menurut penelitian beberapa ahli learning style (gaya belajar), hasil belajar itu tidak tergantung pada waktu secara mutlak, tetapi bergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa (Dunn, dkk., 1986).
b.      Lingkungan Sosial
Yang termasuk lingkungan sosial adalah pergaulan siswa dengan orang lain di sekitarnya, sikap dan perilaku orang di sekitar siswa dan sebagainya. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
Kondisi masyarakat di lingkungan  siswa yang kumuh, anak-anak penganggur dan serba kekurangan akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika  memerlukan teman belajar atau berdiskusi ataupun meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. (Muhibbin Syah, 2003: 152-154)
  1. Lingkungan Kultural
Yang termasuk lingkungan kultural adalah kebiasaan dan tata cara pergaulan masyarakat di sekitar siswa. Setiap daerah memiliki kebiasaan dan tata cara pergaulan yang berbeda-beda. Hal ini, dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

0 Response to "Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran"

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan komentar anda, jika ada kesalahan pada artikel yang saya posting, atau ada link mati, gambar hilang, dan jika ada saran untuk kemajuan blog ini, silahkan tulis komentar dibawah ini.... Komentar kalian sangat berarti bagi saya...

Format untuk komentar:
1. Pilih profil sebagai Name/URL
2. Isikan nama anda
3. Isikan URL (Blog/Website/Facebook/Twitter/Email/Kosongin)
4. Isikan komentar
5. Poskan komentar