Segenggam Kerinduan untuk “Mentari” di Negeri Padang


 

Sudah hampir sebulan perpisahan itu tercatat dalam memoriku. Perpisahan  dengan seorang gadis yang bersemayam di hati ini, kala bertandang di negeri Padang.  Rasanya,  waktu sebulan tak ada apa-apanya untuk menghapus kenanganku yang tercipta sekejap mata, saat bersamanya. Dia memanglah gadis dengan perawakan sederhana. Namun Aura kasih sayang yang ia pancarkan telah menyinari hari-hariku yang kelam dan kesepian. 

Energi  kelembutan yang dia hantarkan mampu menggerakan jiwa yang kaku dan tak berdaya. Dia memang tidak semegah gadis lainnya yang hidup dalam hedonisme. Dia hanyalah gadis Padang dengan balutan jilbab segi tiga nan elok.

Balutan jilbab yang Ia kenakan seakan mendeklarasikan simbol kesucian seorang  gadis yang mau menjaga kehormatannya  di era modernisasi.
 
Aku memang tak mengenal jauh tentangnya. Akan tetapi, Pertemuan sesaat ketika itu, telah membentuk paradigma yang kuat bahwa dia memanglah gadis yang baik. Dari tutur katanya yang lembut saat bercakap bisa mengambarkan siapa dia seutuhnya. Sehingga aku tak perlu tahu siapa dia dan bagaimana dia dimata sahabat-sahabatnya. Bagiku tindak tuturnya adalah isi dari keseluruhan kepribadiannya.
 
Kami memang hidup berjauhan, namun kami tetap  saling percaya satu sama lain. Bahkan disaat hati ini tak mampu lagi merangkai mimpi dengannya, kata-katannya membangkitkan kobaran semangat yang luar biasa . Aku masih ingat sekali,  saat itu dia menuliskan dalam beranda facebooknya “Kita tak tahu apa yang menjadi keputusan Tuhan. Maka bersabarlah untuk menanti”.  Kata-kata ini mungkin  bagi segolongan orang adalah ungkapan biasa-biasa saja. Tak ubahnya sekedar  wejangan bahwa bersabar itu memanglah penting. Bagiku, Kata-kata itu adalah signal harapan yang mencoba dia ilustrasikan dalam seuntai kalimat. Sehingga aku selalu menyemangi hidupku dengan kalimat itu “ Harapan itu masih ada” jangan menyerah sampai takdir Allah berbicara.
Dalam perpektif sederhana, Aku menganggap bahwa hidup ini hanya serangkaian episode takdir Allah. Rangkaian episode yang dimulai dari kita kecil beranjak remaja, lalu kemudian  menuju dewasa hingga akhirnya menikah dan pada akhirnya menjadi tua dan meninggal setelahnya. Ya! Tentu Pada ending kehidupan tetaplah sebuah kematian. Itulah mengapa aku bertanya kepada diriku sendiri, “Untuk apa aku kuliah?, untuk apa aku hidup?, Untuk apa aku bekerja? Sementara rentetan kehidupan yang akan kujalani terlalu singkat. Jawabannya cukup  sederhana, karena cinta. Ya ! cintalah yang membuat kita saat ini berjuang mati-matian untuk sukses.
Apalah arti harta yang melimpah jika hidup dalam kesepian?
Apalah arti perjunganmu jika pada akhirnya hidup dengan tangis yang tak putus-putusnya? 
Maka satu jawaban pasti adalah apa yang kita lakukan hari ini, tak lain untuk menemukan orang yang kita sayangi. Pekerjaan yang kita dimpikan, juga hanya untuk orang yang kitasayangi.  Pada ujung-ujungnya  adalah menikah,  lalu setelah menikah menunggu takdir kapan kita meninggal.
Jika sekiranya di hidup ini hanya berupa kredit umur hanya 60 tahun, berarti kita bisa kalkulasikan sederhana bahwa 15 tahun kita habiskan untuk menuntut ilmu, waktu tidur 5 tahun selama kita  hidup, sakit 5 tahun selama kita hidup, maka sisa waktu luang hanya ada 35 Tahun. Maka pertanyaan kemudian, dengan siapa kita akan habiska waktu itu? Atau dengan  siapa saja yang penting bahagia,  atau dengan orang yang benar-benar kita sayangi hingga kematian itu  menjemput?  Ingatlah  35 tahun ini cukup singkat untuk dinikmati. Sehingga  bagiku , rentetan sejarah ini,  hanya untuk menemukan siapa nanti  sosok gadis mulia yang akan bersanding denganku pada  kitab sejarah  yang maha kuasa yakni Allah penguasa hati insan.
Harapan terindah setelah ini,  adalah mata hati gadis itu akan  lebih terbuka membaca apa yang disuarakan oleh batinku ini. Mungkin saat ini aku hanya bisa berucap dengan bahasa cinta. Aku hanya bisa berusaha menghadirkan ruh keriduan itu lewat kata-kata,  meskipun itu masih di zona mimpi yang belum terjamah. 
Maka wajar kiranya dalam Setiap sujudku,  kugemakan satu do’a kepasrahan atas keputusan Allah. Agar kelak, dia menguatkan hatiku untuk bisa bertahan dan selalu bersabar menanti gadis mulia itu.
“ Yaa Allah, Bertahun-tahun aku menyembahmu dengan segala kebesaranmu, Kini diriku takluk dibawah pesona gadis yang jauh di ujung mata. Dia merangkai mimpi di negerinya sana. Sementara  aku hanya  bisa melihat senyumnya lewat jendela dunia maya. Semakin kumentap wajahnya yang polos, semakin rindu tak tertahankan.
Ya Allah, jika memang dialah pendamping hidupku nanti, maka kuatkan hatinya untuk menyangiku. Tapi jika memang dia bukanlah pendamping hidupku, maka beri  aku segenggam  kekuatan agar tidak menangis dan jatuh terpuruk dalam kesepian yang berkepanjangan.
Ya Allah, aku memang tak berdaya di pusaran kasih sayang yang kubangun ini, tetapi kepercayaan dan keyakinanku begitu kuat,  bahwa dialah tulang rusuk yang hilang dariku. Ya! Tulang rusuk yang harus kurangkul dengan kasih sayang yang kumiliki, yang harus kucintai dengan pelukan kasih sayang yang kau titipkan padaku ya Rabb.Maka  Izinkan aku menjmputnya di hari yang KAU  tentukan."
Itulah seberkas kasih sayang yang kusodorkan melalui do’a. Semoga saja,  do’a ini pun bisa diamini pula oleh si dia gadis yang kusangi di ujung sana. Maka terakhir aku ingin berpesan padanya lewat  perkataan seorang  pujangga “aku memang bukanlah orang yang sempurna, tapi diriku berusaha agar tetap mencintaimu dengan cara yang sempurna”. Semoga dia bisa menerimaku apa adanya dengan segala kekurangan yang kumiliki. Semoga hati kami saling terikat sampai halal di mataMU ya Allah. Amin ya rabb!  Wallahu A’lam bidzatissudur []
 

 

0 Response to "Segenggam Kerinduan untuk “Mentari” di Negeri Padang "

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan komentar anda, jika ada kesalahan pada artikel yang saya posting, atau ada link mati, gambar hilang, dan jika ada saran untuk kemajuan blog ini, silahkan tulis komentar dibawah ini.... Komentar kalian sangat berarti bagi saya...

Format untuk komentar:
1. Pilih profil sebagai Name/URL
2. Isikan nama anda
3. Isikan URL (Blog/Website/Facebook/Twitter/Email/Kosongin)
4. Isikan komentar
5. Poskan komentar