Makalah Supervisi Pendidikan Terbaru Kali ini saya ingin berbagi tentang Makalah Supervisi pendidikan. Materi ini masih ada kaitannya dengan Materi kuliah umum. Makalah supervisi pendidikan ini saya dapatkan di banku kuliah semester lima. Berikut ulasan Materi supervisi Pendidikan. Semoga Materi Supervisi Pendidikan ini bisa menjadi referensi tambahan.
A. PENGERTIAN SUPERVISI
Konsep
supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut :
“Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching
learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi
pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan
supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material,
technique, method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar
inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan
kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup
seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Konsep
supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih
menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi
lebih menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian
pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru, karena
bersifat demokratis. Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik
menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun
isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).1)
EtimologiIstilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “
Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang
melakukan supervisi disebut supervisor.2) MorfologisSupervisi dapat
dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi terdiri dari dua kata
Baca juga : Materi tentang Fungsi dan Peran BK di Sekolah
Super
berarti atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang
supervisor memang mempunyai posisi diatas atau mempunyai kedudukan yang
lebih dari orang yang disupervisinya.3) Semantik
Pada
hakekatnya isi yang terandung dalam definisi yang rumusanya tentang
sesuatu tergantung dari orang yang mendefinisikan. Wiles secara singkat
telah merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi
mengajar belajar agar lebih baik. Adam dan Dickey merumuskan supervisi
sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses belajar
mengajar. Sedangkan Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai
berikut : “ Pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar
mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik “. Dengan demikian, supervisi ditujukan kepada
penciptaan atau pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Untuk itu ada dua hal (aspek) yang perlu diperhatikan :a.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajarb. Hal-hal yang menunjang
kegiatan belajar mengajarKarena aspek utama adalah guru, maka layanan
dan aktivitas kesupervisian harus lebih diarahkan kepada upaya
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
belajar mengajar. Untuk itu guru harus memiliki yakni : 1) kemampuan
personal, 2) kemampuan profesional 3) kemampuan sosial (Depdiknas,
1982). Atas dasar uraian diatas, maka pengertian supervisi dapat
dirumuskan sebagai berikut “ serangkaian usaha pemberian bantuan kepada
guru dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (
Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainnya) guna meningkatkan
mutu proses dan hasil belajar mengajar. Karena supervisi atau pembinaan
guru tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru tersebut pula
“Pembinaan profesional guru“ yakni pembinaan yang lebih diarahkan pada
upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru.Supervisi
dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan
tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang
menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
1.
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada
guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran
dan kurikulum.
2. Purwanto
(1987), supervise ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif.
Sesuai dengan rumusan diatas maka kegiatan yang dapat disimpulkan dalam supervisi
pembelajaran sebagai berikut :
1. membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru menjalankan tugasnya terutama dalam pembelajaran.
2. mengembangkan kegiatan belajar mengajar.
3. upaya pembinaan dalam pembelajaran.
Baca juga : Materi tentang Fungsi dan Peran BK di Sekolah
B. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Adapun tujuan supervisi pendidikan dapat dirinci sebagai berikut :
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
2. Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.
3.
Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, sehingga berjalan lancar dan berhasil secara optimal.
4. Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.
5.
Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan dan
kekurangan, serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekolah
sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih jauh.
Dalam
buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama dijelaskan bahwa
kegiatan supervisi pada dasarnya akan diarahkan pada hal-hal sebagai
berikut :
1. Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah.
2. Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar mengajar yang baru yang lebih sesuai dan lebih baik.
3.
Mengembangkan kerjasama yang baik dan harmonis antara guru dan siswa,
serta guru dengan seluruh tenaga pengajar yang lain, kepala sekolah dan
seluruh staf yang berada dalam sekolah yang bersangkutan.
4. Berusaha meningkatkan kualitas wawasan dan pengetahuan guru dan pegawai dengan cara melakukan pembinaan secara berkala.
Selain itu, ada 2 sasaran pokok dalam supervisi, yaitu :
1. Supervisi terhadap kegiatan yang bersifat teknis edukatif, yang meliputi kurikulum, PBM dan evaluasi.
2.
Supervisi teknis administratif, meliputi administrasi personal,
material, keuangan serta administrasi sarana dan prasarana pendidikan.
C. PRINSIP SUPERVISI PENDIDIKAN
1. Prinsip Ilmiah, dengan ciri-ciri :
- Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data yang objektif yang diperoleh dalam kenyataan proses pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar).
- Untuk memperoleh data diperlukan alat perekam data (angket, observasi, percakapan pribadi, dan lain-lain).
- Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan kontinu.
2. Prinsip Demokratis
Yakni
dilaksanakan berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab sehingga guru
merasa perlu untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna
menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru.
3. Prinsip Kerja Sama
Yakni
mengembangkan usaha bersama atau “sharing of idea, sharing of
experience” serta memberi support, dorongan dan menstimulasi guru
sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip Demokratis dan Kreatif
Setiap
guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitasnya
jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan
menakutkan.
D. TUGAS DAN FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN
A. Tugas Supervisi Pendidikan.
Seorang
supervisior dapat dilihat dari tugas yang dikerjakannya. Seorang
pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor tampak jelas
perannya. Sesuai dengan pengertian hakiki supervisi, maka supervisi
berperan atau bertugas memberi support (supporting), membantu
(assisting) dan mengikutsertakan (sharing).
Selain itu, seorang supervisior bertugas sebagai:
a) Koordinator.
b) Konsultan.
c) Pemimpin Kelompok.
d) Evaluator .
Tugas lain bagi seorang supervisi atau pengawas akademik, yakni mencakup hal-hal berikut:
1. Mengupayakan agar guru lebih bersungguh-sungguh dan bekerja lebih keras serta bersemangat dalam mengajar.
2.
Mengupayakan agar sistem pengajaran ditata sedemikian rupa sehingga
berlaku prinsip belajar tuntas, yaitu guru harus berupaya agar murid
benar-benar menguasai apa yang telah diajarkan dan tidak begitu saja
melanjutkan pengajaran ke tingkat yang lebih tinggi jika murid Belum
tuntas penguasaannya.
3.
Memberikan tekanan (pressure) terhadap guru untuk mencapai tujuan
pengajarannya, dengan disertai bantuan (support) yang memadai bagi
keberhasilan tugasnya.
4. Membuat
kesepakatan dengan guru maupun dengan sekolah mengenai jenis dan
tingkatan dari target output yang harus mereka capai sehubungan dengan
keberhasilan pengajaran.
5.
Secara berkala melakukan pemantauan dan penilaian (assessment) terhdap
keberhasilan (efektifitas) mengajar guru, khususnya dalam kaitannya
dengan kesepakatan yang dibuat pada butir (4) di atas.
6.
Membuat persiapan dan perencanaan kerja dalam rangka pelaksanaan
butir-butir di atas, menyusun dokumentasi dan laporan bagi setiap
kegiatan, serta mengembangkan sistem pengelolaan data hasil pengawasan.
7.
Melakukan koordinasi serta membuat kesepakatan-kesepakatan yang
diperlukan dengan kepala sekolah, khususnya dalam hal yang berkenaan
dengan pemantauan dan pengendalian efektifitas pengajaran serta hal yang
berkenaan dengan akreditas sekolah yang bersangkutan.
B. Fungsi Supervisi.
Secara
umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran. Berikut ini berbagai
pendapat para tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah:
a) Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
b)
Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan
terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga
kualitas kehidupan akan diperbaiki.
c)
W.H. Burton dan Leo J. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama dari
supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang
mempengaruhi hal belajar.
d) Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki situasi belajar anak-anak.
Usaha
perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan perubahan
masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan masyarakat
membawa pula konsekuensi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Suatu
penemuan baru mengakibatkan timbulnya dimensi-dimensi dan persepektif
baru dalam bidang ilmu penegetahuan.
Makin
jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci supervisi
bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melainkan supervisi yang
diberikan kepada guru-guru, menurut T.H. Briggs juga merupakan alat
untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan
guru-guru.
Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh swearingen, terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:
1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi
yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk mengikuti
perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah
yang makin menyebar, diantaranya:
a. Usaha tiap guru.
b. Usaha-usaha sekolah.
c. Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas Pengalaman.
Yakni,
memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota staff
sekolah, sehingga selalu anggota staff makin hari makin bertambah
pengalaman dalam hal mengajarnya.
4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.
Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.
Penilaian
terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki
bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara
mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan
kontinyu.
6. Menganalisa Situasi Belajar
Situasi
belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan
bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai
tujuan pendidikan.
7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf.
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.
8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi
supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar
sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran
akan kemampuan diri sendiri.
Fungís
supervior (pengawas) oleh karenanya menjadi penting, sebagaimana
tertuang dalam Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang menyebutkan bahwa pengawas
diberikan tanggung jawab dan wewenag penuh untuk melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan, penilaian dan pembinaan
teknis serta administratif pada satuan pendidikan.
E. RUANG LINGKUP SUPERVISI PENDIDIKAN
Program supervisi pendidikan meliputi penelitian dan pembinaan mengenai hal-hal sebagai berikut :
1. Supervisi Pelaksanaan Kurikulum
a) Pembagian tugas
b) Rencana tahunan sekolah
c) Jadwal dan rencana tahunan guru
d) Penerapan satuan pelajaran sebagai sistem dan penyampaian materi pelajaran
e) Pelaksanaan PBM yang meliputi :
1. Cara mengkoordinasi kegiatan belajar mengajar.
2. Perencanaan evaluasi belajar (harian, semester dan UAN)
3. Program bimbingan siswa
2. Supervisi Ketenagaan
a) Kehadiran guru di sekolah dan di kelas
b) Partisipasi guru dalam kegiatan kurikuler dan ko-kurikuler
c) Partisipasi guru dalam penataran, lokakarya, workshop, dan lain-lain
d) Statistik peresensi guru, dan lain-lain
3. Supervisi Ketatausahaan
Menilai :
1. Administrasi tata usaha
2. Pelaksanaan usul kenaikan pangkat guru dan pegawai
3. Pelaksanaan kenaikan gaji berkala guru dan pegawai
4. Buku kas umum, SPP, koperasi dan lain-lain
5. Supervisi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menilai :
1. Penyelenggaraan dan keadaan perpustakaan sekolah
2. Penyelenggaraan dan keadaan laboratorium
3. Pemeliharaan gedung, bangunan dan halaman sekolah
4. Pengadaan dan penggunaan alat dan perabot kantor
5. Pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan alat pengajaran
6. Pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan material
7. Supervisi Hubungan Sekolah dan Masyarakat
1. Bentuk dan sifat kerjasama antar sekolah dan masyarakat
2. Manfaat kerjasama antar sekolah dan masyarakat
3. Pembinaan, efektivitas dan efisiensi kerjasama
F. TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN
Bentuk supervisi dapat dibedakan atas :
1. Tipe otokratis yaitu menganggap bahwa ia sebagai penentu segala kebijakan dan bagaimana menjalankannya.
2. Tipe demokratis yaitu supervisi berfungsi membina otoritas supervisor seimbang dengan otoritas pihak yang disupervisi.
3. Tipe demokratis semu yaitu supervisor dengan licik memaksakan keinginannya, namun nampak seolah-olah demokratis.
4.
Tipe manipulasi diplomasi yaitu supervisor melaksanakan prinsip
demokrasi seperti rapat, namun dengan kelihaiannya ia menggiring pikiran
peserta sesuai kehendaknya.
5.
Tipe laisse-fire yaitu supervisor menginterpretasikan demokrasi dengan
memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga supervisor kehilangan
otoritasnya sendiri.
G. PROSES SUPERVISI PENDIDIKAN
1. Supervisi Preventif
Dalam proses supervisi, supervisor memberikan nasehat-nasehat untuk menghindari kesalahan-kesalahan.
2. Supervisi Korektif
Dalam
proses supervisi, supervisor bersifat mencari kesalahan bawahannya,
baik secara prinsipil, teknis, maupun dalam melaksanakan instruksi dari
supervisor.
3. Supervisi Konstruktif
Dalam
supervisi, supervisor memperhatikan prestasi bawahannya (seperti :
inisiatif, daya cipta, penelitian, dan lain-lain) yang kemudian
memberikan berbagai macam penghargaan yang sesuai.
4. Supervisi Kooperatif
Dalam
supervisi, supervisor mengutamakan kerjasama, partisipasi, musyawarah
dan toleransi dengan bawahan demi kemajuan pendidikan.
H. PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Supervisi
berfungsi membantu (assisting), memberikan support (supporting), dan
mengikutsertakan, sehingga peranan supervisi pendidikan menurut Pieter
F. Olivia (dalam Sahertian, 2000) adalah :
1. Sebagai koordinator
2. Sebagai konsultan
3. Sebagai pemimpin kelompok
4. Sebagai evaluator
I. TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN
Menurut Ary Gunawan, ada 2 jenis teknik supervisi pendidikan yaitu :
1. Teknik Kelompok (Group Technique)
Jika menurut supervisor permasalahannya sejenis, maka penyelesaiannya dapat dilakukan dengan “teknik kelompok”.
2. Teknik Individual (Individual Technique)
Bila
masalah yang dihadapi bersifat pribadi, maka teknik yang digunakan
adalah teknik individual sehingga dijamin kerahasiaannya.
Menurut John Minor Gwin (dalam Sahertian, 2000) bahwa teknik individual itu seperti :
1. Kunjungan kelas
2. Observasi kelas
3. Percakapan pribadi
4. Intervisitasi
5. Menyeleksi berbagai materi untuk mengajar
J. PENTINGNYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA GURU DENGAN SUPERVISI
Di
abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba
digital, akses informasi sangat cepat dan persaingan hidup semakin
ketat, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Hanya manusia yang mempunyai sumber daya unggul dapat bersaing dan
mempertahankan diri dari dampak persaingan global yang ketat. Termasuk
sumber daya pendidikan. Yang termasuk dalam sumber daya pendidikan yaitu
ketenagaan, dana dan sarana dan prasarana. Guru merupakan penentu
keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional
dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus
dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya yang
menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu
manajemen pendidikan yang professional. Ada dua metafora untuk
menggambarkan pentingnya pengembangan sumber daya guru. Pertama, jabatan
guru diumpamakan dengan sumber air. Sumber air itu harus terus menerus
bertambah, agar sungai itu dapat mengalirkan air terus-menerus. Bila
tidak, maka sumber air itu akan kering. Demikianlah bila seorang guru
tidak pernah membaca informasi yang baru, tidak menambah ilmu
pengetahuan tentang apa yang diajarkan, maka ia tidak mungkin memberi
ilmu dan pengetahuan dengan cara yang lebih menyegarkan kepada peserta
didik.Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon buah-buahan.
Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak
menyerap zat-zat makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu. Begitu
juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu
pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru. Setiap guru
perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan pengembangan profesi merupakan
suatu keharusan untuk menghasilkan output pendidikan berkualitas. Itulah
sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca informasi terbaru
dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana
belajar mengajar menggairahkan dan menyenangkan baik bagi guru apalagi
bagi peserta didik.Peningkatan sumber daya guru bisa dilaksanakan dengan
bantuan supervisor, yaitu orang ataupun instansi yang melaksanakan
kegiatan supervisi terhadap guru. Perlunya bantuan supervisi terhadap
guru berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Swearingen
mengungkapkan latar belakang perlunya supervisi berakar mendalam dalam
kebutuhan masyarakat dengan latar belakang sebagai berikut :
1)
Latar Belakang Kultural Pendidikan berakar dari budaya arif lokal
setempat. Sejak dini pengalaman belajar dan kegiatan belajar-mengajar
harus daingkat dari isi kebudayaan yang hidup di masyarakat itu. Sekolah
bertugas untuk mengkoordinasi semua usaha dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
2)
Latar Belakang FilosofisSuatu system pendidikan yang berhasil guna dan
berdaya guna bila ia berakar mendalam pada nilai-nilai filosofis
pandangan hidup suatu bangsa.
3)
Latar Belakang PsikologisSecara psikologis supervisi itu berakar
mendalam pada pengalaman manusia. Tugas supervisi ialah menciptakan
suasana sekolah yang penuh kehangatan sehingga setiap orang dapat
menjadi dirinya sendiri.
4)
Latar Belakang SosialSeorang supervisor dalam melakukan tanggung
jawabnya harus mampu mengembangkan potensi kreativitas dari orang yang
dibina melalui cara mengikutsertakan orang lain untuk berpartisipasi
bersama. Supervisi harus bersumber pada kondisi masyarakat.
5)
Latar Belakang SosiologisSecara sosiologis perubahan masyarakat punya
dampak terhadap tata nilai. Supervisor bertugas menukar ide dan
pengalaman tentang mensikapi perubahan tata nilai dalam masyarakat
secara arif dan bijaksana.
6)
Latar Belakang Pertumbuhan Jabatan Supervisi bertugas memelihara,
merawat dan menstimulasi pertumbuhan jabatan guru. Diharapkan guru
menjadi semakin professional dalam mengemban amanat jabatannya dan dapat
meningkatkan posisi tawar guru di masyarakat dan pemerintah, bahwa guru
punya peranan utama dalam pembentukan harkat dan martabat manusia.
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan
pendidikan dasar adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat
otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu
sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman
dan diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu,
supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif
(Sahertian, 2000:20).Supandi (1986:252), menyatakan bahwa ada dua hal
yang mendasari pentingnya supervisi dalam proses pendidikan.
a)
Perkembangan kurikulum merupakan gejala kemajuan pendidikan.
Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan struktur maupun
fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan penyesuaian
yang terus-menerus dengan keadaan nyata di lapangan. Hal ini berarti
bahwa guru-guru senantiasa harus berusaha mengembangkan kreativitasnya
agar daya upaya pendidikan berdasarkan kurikulum dapat terlaksana secara
baik. Namun demikian, upaya tersebut tidak selamanya berjalan mulus.
Banyak hal sering menghambat, yaitu tidak lengkapnya informasi yang
diterima, keadaan sekolah yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum,
masyarakat yang tidak mau membantu, keterampilan menerapkan metode yang
masih harus ditingkatkan dan bahkan proses memecahkan masalah belum
terkuasai. Dengan demikian, guru dan Kepala Sekolah yang melaksanakan
kebijakan pendidikan di tingkat paling mendasar memerlukan
bantuan-bantuan khusus dalam memenuhi tuntutan pengembangan pendidikan,
khususnya pengembangan kurikulum.
b)
Pengembangan personel, pegawai atau karyawan senantiasa merupakan upaya
yang terus-menerus dalam suatu organisasi. Pengembangan personal dapat
dilaksanakan secara formal dan informal. Pengembangan formal menjadi
tanggung jawab lembaga yang bersangkutan melalui penataran, tugas
belajar, loka karya dan sejenisnya. Sedangkan pengembangan informal
merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dan dilaksanakan secara mandiri
atau bersama dengan rekan kerjanya, melalui berbagai kegiatan seperti
kegiatan ilmiah, percobaan suatu metode mengajar, dan lain
sebagainya.Kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib
dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan
supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam
memberikan pembinaan kepada guru. Hal tersebut karena proses
belajar-mengajar yang dilaksakan guru merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Baca Juga : Keterampilan mengelola Kelas
Demikian Ulasan Materi Supervisi pendidikan yang bisa dishare pada makalaih kali ini. Semoga bermanfaat yaa..!!
terus psting info2 yg bermanfaatnya gan
BalasHapussenang bisa berkunjung ke blog anda
terimakasih banyak